JAKARTA - Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengutuk keras serangan drone terhadap kendaraan stafnya yang tengah menuju PLTN Zaporizhzhia pada Hari, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyalahkan itu kepada Rusia.
Dalam unggahannya di media sosial X Grossi mengatakan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut dan tim dalam keadaan aman.
"Saya mengutuk dengan tegas serangan terhadap staf IAEA ini," kata Grossi, melansir Reuters 11 Desember.
"Kami menyerukan, sekali lagi, seperti yang telah kami lakukan sebelumnya, untuk menahan diri sepenuhnya," tegasnya.
Grossi mengatakan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan menyerang mereka yang bekerja untuk mencegah kecelakaan nuklir selama konflik militer "bahkan lebih tidak dapat diterima."
Kendati demikian, dia tidak memberi petunjuk siapa yang mungkin bertanggung jawab.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuliskan di X, kendaraan yang terkena serangan drone tersebut bagian dari konvoi kendaraan IAEA. Ia menyalahkan Rusia.
Dikatakannya, serangan itu menunjukkan bagaimana Rusia bersikap terhadap hukum internasional, lembaga global dan keselamatan.
"Rusia tidak mungkin tidak menyadari target mereka; mereka tahu persis apa yang mereka lakukan dan bertindak dengan sengaja. Serangan ini menuntut tanggapan yang jelas dan tegas, baik dari IAEA maupun dari mitra internasional lainnya. Diam atau tidak bertindak hanya akan memperparah pelanggaran lebih lanjut," cuit Presiden Zelensky.
Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan menyiratkan Rusia tidak bertanggung jawab atas serangan seperti itu, yang terjadi saat kontingen pemantau IAEA sedang dirotasi masuk dan keluar dari stasiun.
BACA JUGA:
Kementerian Pertahanan Rusia, dalam tulisannya di Telegram, mengatakan pasukan Rusia telah mengawasi rotasi staf dan telah "mematuhi dengan ketat" gencatan senjata selama 12 jam yang dideklarasikan di sepanjang rute yang ditempuh oleh personel IAEA yang dikawal masuk dan keluar dari PLTN.
Spesialis forensik, katanya, telah memeriksa lokasi tersebut untuk mencari persenjataan yang belum meledak yang katanya mungkin tersisa dari penembakan Ukraina.
Diketahui, Rusia menduduki PLTN Zaporizhzhia, yang terbesar dari jenis di Eropa, yang berada di Ukraina segera setelah meluncurkan invasi Februari 2022. Baik Ukraina maupun Rusia saling menyalahkan atas saling tembak di sekitar PLTN yang membahayakan keselamatan nuklir.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)