Partager:

KUPANG - Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di 30 desa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

"Tema yang diangkat yakni 'Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan', dan kita berharap mahasiswa dan masyarakat menyadari bahwa budaya merupakan bagian penting dalam proses kehidupan sehari-hari, khususnya di segi pangan lokal," kata Ketua Tim Kerja Program Muda Berdaya Untuk Kedaulatan Pangan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Anastasia Devi Chandra Sari ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu.

Ia menjelaskan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk menempuh pembelajaran di dunia kerja.

Di Lembata, program tersebut dilaksanakan mulai Agustus hingga Desember 2024 di 30 desa dengan fokus pada pengembangan potensi pangan lokal dan menyertakan berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam prosesnya.

Ia menjelaskan tentang alasan pemilihan pangan lokal sebagai fokus program tersebut, antara lain karena Kabupaten Lembata salah satu penghasil pangan laut serta keragaman sumber karbohidrat (selain nasi) yang kaya dan memiliki potensi besar dari segi pangan.

Menurut dia, kemampuan tanah di Lembata dalam menghasilkan bahan-bahan pangan, seperti jagung, kacang, dan umbi-umbian, sebagai berkah yang perlu dimanfaatkan secara optimal.

Namun, katanya, faktanya tingkat konsumsi bahan pangan ini semakin berkurang di Kabupaten Lembata, antara lain konsumsi nasi dan makanan kemasan yang semakin masif.

Oleh karena itu, katanya, perlu perubahan pola konsumsi yang diharapkan dapat menghasilkan budaya pangan menyehatkan.

Beberapa kegiatan dalam rangkaian program itu, di antaranya dengan nama kegiatan "Makan Sehat Pangan Lokal".

Anastasia mengatakan kegiatan itu, proses transmisi pengetahuan kepada generasi penerus, yakni siswa dan siswi sekolah dasar agar mengetahui lebih mendalam mengenai manfaat pangan lokal yang tidak hanya berguna bagi tubuh namun juga Kabupaten Lembata.

Ia berharap, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat bisa lebih menyukai pangan lokal.

Selain itu, masyarakat desa memahami pentingnya keberadaan lahan untuk budi daya bahan pangan lokal.

"Lalu terciptanya produk desa yang tidak hanya memberikan keuntungan secara materi namun juga dari segi value (nilai)," ucapnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)