Menembak Kandidat Kuat Calon Pimpinan SWF, Akankah Keponakan Luhut Duduk di Kursi Tersebut?
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Irfan Meidianto/VOI)

Partager:

JAKARTA - Pemerintah rencananya akan memutuskan pimpinan pengelola dana abadi, Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) bulan ini. Sejumlah nama calon kandidat mulai memcuat ke publik.

Mengutip Bloomberg, ada sejumlah nama yang digadang-gadang sebagai kandidat calon pimpinan SWF, di antaranya mantan Direktur Keuangan Produsen Energi PT Pertamina Arief Budiman, Direktur Utama PT Indika Energy Arsjad Rasjid, Direktur Utama PT CEO PT Bank CIMB Niaga Tigor Siahaan, Presiden Direktur PT Credit Suisse dan Sekuritas Indonesia Rizal Gozali.

Namun, selain nama tersebut ada kandidat yang lebih kuat, yakni Pandu Sjahrir dari Indies Capital Partners Pte. Ia adalah investor terkemuka dan nama terkenal di industri teknologi Indonesia.

Setelah mendapatkan gelar dari University of Chicago and Stanford University Graduate School of Business, Pandu menjadi investor awal di startup lokal seperti Gojek.

Tak hanya itu, ternyata Pandu memiliki hubungan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Ia merupakan keponakan Luhut.

Direksi SWF harus punya jaringan global

Direktur pengelola di penyedia data Global SWF Diego Lopez mengatakan, siapapun yang terpilih sebagai Chief Executive Officer (CEO) harus mampu bekerja sama dengan pemerintah dan mampu menghormati dunia investasi.

Diego berujar, model lembaga serupa telah diluncurkan di Rusia, Italia, dan Prancis sebagai investasi untuk mendanai infrastruktur. Tetapi agar Indonesia berhasil menarik modal asing, struktur formal, tata kelola, dan kepemimpinan yang kuat akan menjadi sangat penting agar tidak terjadi skandal 1MDB seperti di negara tetangga Malaysia.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, saat ini sejumlah nama sudah beredar di publik. Meski begitu, ia menekankan, bahwa yang nantinya dipilih adalah mereka yang berkualitas dan memiliki jaringan internasional.

"Yang kami cari adalah orang yang memang berkualitas, punya jaringan internasional, dipercaya oleh market, dan yang pasti menumbuhkan kepercayaan market terhadap SWF juga, itu sangat penting," katanya, di Jakarta, Jumat, 22 Januari.

Selain itu, kata Arya, siapapun yang terpilih harus bisa bekerja sama dengan tiga calon dewan pengawas yang sebelumnya sudah dipilih oleh Sri Mulyani dan Erick Thohir. Mereka adalah Darwin Cyril Noerhadi, Yozua Makes, dan Haryanto Sahari.

Diumumkan langsung oleh Jokowi bulan ini

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membocorkan calon chief executive officer (CEO) SWF. Kabarnya, pucuk tertinggi SWF itu akan diumumkan sendiri oleh Jokowi pada pekan ini.

"CEO SWF akan diumumkan Presiden Joko Widodo minggu depan," kata Luhut dalam sebuah diskusi akhir pekan lalu.

Kemudian, Luhut merinci calon CEO SWF yang kemungkinan besar diisi oleh anak muda berusia 40 tahun. Sementara itu, dewan pengawas SWF akan diisi oleh para pejabat senior.

"Saya pikir CEO dikelola oleh anak muda berkisar 40 tahun. Kalau dewan pengawas (SWF) oleh senior, CEO oleh anak muda," katanya.

Luhut menegaskan, CEO SWF nantinya bukanlah orang biasa. Orang tersebut, kata eks Kepala Staf Kepresidenan itu, telah melalui berbagai penilaian yang dilakukan pemerintah.

Lebih lanjut, Luhut berujar, pemilihan CEO dilakukan secara terbuka dan dikonsultasikan dengan lima institusi besar yang ditunjuk sebagai penasehat SWF, di mana dua di antarnya yakni Abu Dhabi Investment Authority dan Japan Bank for International Cooperation.

Harapan Jokowi pada SWF

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap, lembaga ini bisa menjadi pendorong ekonomi negara untuk melawan dampak yang ditimbulkan oleh pandemik COVID-19. Ia menilai, SWF memiliki peran penting dalam mendanai proyek-proyek jumbo dari infrastruktur dan kesehatan, hingga pariwisata dan teknologi.

Tak hanya itu, SWF juga akan mengumpulkan investor domestik maupun global untuk berpartisipasi pada sub-pendanaan proyek-proyek tertentu.

Rencananya, SWF akan dimulai pada 2021 dengan aset senilai 5 miliar dolar AS dan akan mencari investasi sekitar 16 miliar dolar AS pada tahap awal. Cyril Noerhadi, Chairman Creador Capital Group Indonesia, kemungkinan akan ditunjuk sebagai salah satu anggota dewan pengawas.

Sudah ada komitmen dengan Jepang dan AS

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, SWF atau INA telah memperoleh miliaran dolar dalam bentuk jaminan dari Amerika Serikat dan Jepang sebelum mulai beroperasi tahun ini.

Luhut mengatakan, Jepang berkomitmen 4 miliar dolar AS melalui Bank Jepang untuk kerja sama Internasional, angka ini dua kali lipat dari jumlah yang dijanjikan oleh Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional Amerika Serikat.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) menjadi salah satu instrumen untuk mempercepat investasi masuk ke dalam negeri.

"SWF tidak lain untuk mempercepat investasi yang ada di Indonesia. Kita mencari tambahan modal dengan berpartner," ujar Menteri Erick dalam acara "7th Indonesia Islamic Economic Forum", di Jakarta, Jumat, 22 Januari.

Erick berujar, SWF yang dibentuk Indonesia berfokus pada aset nasional, berbeda dengan SWF negara lain, seperti Malaysia. Ia berharap, pembentukan lembaga ini akan menciptakan investasi yang bersahabat dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat serta pengusaha.

"Insyaallah, kami dengan segala kerendahan hati ingin terus bangun Indonesia yang kita cintai, mempunyai keberpihakan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih merata," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam satu-dua bulan ke depan aliran dana senilai 20 miliar dolar AS ditargetkan masuk ke dalam INA.

"Tadi saya bisik-bisik ke Ibu Menteri Keuangan, awal-awal ini, mungkin sebulan-dua bulan ini, target yang masuk ke SWF kita berapa? Di jawab Menteri Keuangan, ya kira-kira 20 miliar dolar AS. Duit yang gede banget," katanya, saat memberikan sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021 melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 15 Januari 2021


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)