KUPANG - Ombudsman Perwakilan Nusa Tenggara Timur berharap pemerintah daerah dan otoritas terkait di Kota Kupang agar tidak kalah dengan berbagai aksi premanisme yang terjadi di lingkungan Pelabuhan Tenau Kupang.
"Jangan sampai ada preman dari luar masuk ke dalam pelabuhan, kemudian bikin kacau dan kita menonton saja. Jadi, negara jangan kalah dari aksi-aksi premanisme di daerah, khususnya di pelabuhan," kata Kepala Ombudsman Perwakilan NTT Darius Beda Daton di Kupang dilansir ANTARA, Jumat, 19 Mei.
Darius Beda Daton mengemukakan hal itu berkaitan dengan kembali terjadinya aksi premanisme di lingkungan Pelabuhan Tenau pekan lalu yang menyebabkan sejumlah wisatawan dari luar NTT dipaksa jalan sendiri.
Setibanya di Kupang setelah berwisata di Rote Ndao, mereka dipaksa jalan sendiri karena perlakuan beberapa pengemudi travel yang arogan, bahkan melakukan aksi-aksi premanisme di pelabuhan pada pekan lalu.
Menurut Darius, kawasan pelabuhan perlu dijauhkan dari berbagai aksi-aksi premanisme dan pungli karena kawasan tersebut masuk dalam daftar objek vital negara.
Dalam beberapa pertemuan dengan otoritas Pelabuhan Tenau, seperti Syahbandar, Pelindo, dan pihak KP3 pelabuhan, Darius menyampaikan bahwa pelabuhan adalah pintu masuk ekonomi perdagangan suatu daerah.
Karena itu, lanjut dia, area pelabuhan jangan menjadi area yang menakutkan bagi semua orang yang menggunakan jasa pelabuhan, baik itu orang dari NTT maupun orang dari luar.
اقرأ أيضا:
Darius menyayangkan kejadian tersebut yang tentunya akan memberikan pandangan negatif bagi Kota Kupang atau pun bagi Pelabuhan Tenau itu sendiri.
"Tentunya kejadian tersebut akan membuat para penumpang yang merupakan korban akan membanding-bandingkan pelayanan di Pelabuhan Tenau dengan pelabuhan lain yang pernah mereka singgahi," ujar dia.
Hal ini menimbulkan sejumlah korban itu akan memberikan kesan Pelabuhan Tenau tidak aman dan tidak nyaman. Hal ini, menurut dia, akan berdampak buruk pada citra Kota Kupang, khususnya Pelabuhan Tenau sebagai pintu masuk perdagangan.
Ia juga mengapresiasi kinerja kepolisian setempat yang sudah menangkap beberapa pengemudi travel yang meresahkan para pengguna jasa Pelabuhan Tenau Kupang.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)