Serangan Israel Tewaskan 47 Orang di Lebanon, Proposal Gencatan Senjata Dibawa Utusan AS ke Netanyahu

JAKARTA - Serangan Israel menewaskan 47 orang di Lebanon timur. Operasi militer ini menekankan perlawanan terhadap kelompok Hizbullah yang didukung Iran ketika mediator AS berupaya memastikan perundingan gencatan senjata di Israel.

Bachir Khodr, gubernur provinsi Baalbek-Hermel Lebanon, mengatakan ada 22 orang luka-luka dalam serangan Israel di wilayah Baalbek pada Kamis, 21 November.

Dilansir Reuters, Jumat, 22 November, Beirut berguncang ketika serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan yang dikuasai Hizbullah sekitar belasan kali, menimbulkan kepulan asap, yang merupakan salah satu serangan udara paling intens yang pernah terjadi.

Sebagian besar penduduk telah meninggalkan daerah tersebut sejak Israel melancarkan serangan terhadap Hizbullah pada September.

Tentara Israel mengatakan serangannya terhadap infrastruktur Hizbullah dan telah mengurangi kerugian warga sipil melalui peringatan dini dan langkah-langkah lainnya.

Di Israel, seorang pria berusia 30 tahun tewas ketika pecahan roket menghantam taman bermain di kota Nahariya di bagian utara, kata layanan medis MDA Israel.

Mediator Amerika Amos Hochstein sudah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz.  Tapi belum ada pernyataan resmi.

Mengindikasikan masih ada kesenjangan yang harus diatasi, seorang pejabat senior Lebanon mengatakan kepada Reuters Beirut telah mengupayakan perubahan terhadap proposal gencatan senjata AS, termasuk memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan lebih cepat.

Diplomasi ini menandai upaya paling serius untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Hizbullah yang bersenjata lengkap dan didukung Iran, yang merupakan bagian dari dampak regional perang Gaza yang meletus lebih dari setahun yang lalu.