JAKARTA - Italia bermain dengan semangat tinggi dan pantang menyerah meski tertinggal 3-0 saat melawan Jerman di pertandingan kedua perempat final UEFA Nations League. Namun laga di Stadion Signal Iduna Park, Senin, 24 Maret 2025 dini hari WB berakhir imbang 3-3 dan Italia tetap tersingkir.

Jerman akhirnya lolos ke semifinal setelah unggul agregat 5-4. Pasalnya pada laga pertama di kandang Italia, mereka menang 2-1. Di semifinal, Jerman menghadapi Portugal yang sukses menyingkirkan Denmark.

Di pertandingan itu, Jerman tampil impresif di sepanjang babak pertama. Tim asuhan Julian Nagelsmann langusng tancap gas dan sepenuhnya mendominasi permainan. Bahkan tuan rumah melepaskan tidak kurang 16 tendangan ke gawang.

Namun Jerman baru bisa memecah kebuntuan setelah mendapat hadiah penalti di menit 30. Wasit menjatuhkan hukuman penalti kepada Italia menyusul pelanggaran bek Alessandro Buongiorno terhadap Tim Kleindienst di kotak terlarang.

Bek Joshua Kimmich menuntaskan eksekusi penalti dengan baik meski kiper Gianluigi Donnarumma nyaris menjangkau bola. Skor 1-0 untuk Jerman yang menjadikan mereka kian agresif menekan pertahanan lawan.

Bahkan Jerman tak butuh waktu lama untuk memperbesar keunggulan. Kali ini, Jamal Musiala yang berhasil mencetak gol setelah menyambut sepak pojok cepat dari Kimmich, enam menit kemudian.

Ini berawal sepak pojok yang dilakukan Kimmich. Saat pemain Italia masih berdiskusi di antara mereka, ball boy sudah menempatkan bola di pojok lapangan yang kemudian ditendang Kimmich. Bola diterima Musiala yang dikonversi menjadi gol.

Jerman kian melaju kencang. Kimmich kembali berperan dalam proses gol ketiga yang memantapkan keunggulan Die Mannschaft. Saat babak pertama segera usai, Kimmich melepaskan umpan matang yang dituntaskan Kleindienst lewat sundulan yang gagal diselamatkan Donnarumma.

Ini menjadikan Kleindienst selalu mencetak gol pada dua laga melawan Italia. Skor 3-0 untuk Jerman bertahan hingga turun minum.

Turunkan Tempo Permainan

Memasuki babak kedua, Jerman menurunkan tempo permainan. Sebaliknya, Italia berhasil bangkit. Tim asuhan Luciano Spalletti secara perlahan mulai menunjukkan dominasi.

Pertandingan baru berjalan empat menit, Italia sudah bisa memperkecil ketinggalan menjadi 3-1. Striker Moise Kean berhasil memanfaatkan kesalahan Leroy Sane yang hendak membuang bola di area pertahanan Jerman. Bola justru menjadi liar yang kemudian disambar Kean.

Gol itu menaikkan andrenalin Gli Azzurri. Alhasil, Kean kembali membobol gawang Jerman di menit 69. Kali ini, dia menyelesaikan assist dari Giacomo Raspadori untuk menaklukkan kiper Oliver Baumann dan skor berubah 3-2.

Italia sesungguhnya berpeluang mendapat penalti setelah bek Nico Schlotterbeck melakukan pelanggaran terhadap Giovanni Di Lorenzo di area terlarang. Namun setelah wasit meninjau insiden itu lewat VAR, Schlotterbeck dinilai tak melakukan pelanggaran berbahaya sehingga wasit membatalkan penalti Italia.

Saat pertandingan memasuki injury time, Italia yang tetap bermain menyerang meski kalah dalam penguasaan bola akhirnya mendapat hadiah penalti.

Kali ini, Maximilian Mittelstaedt dinilai menyentuh bola di kotak terlarang. Wasit sempat meninjaunya lewat VAR sebelum menunjuk titik putih di menit 90+5. Raspadori sukses menuntaskan penalti dan mengubah skor menjadi imbang 3-3.

Hanya Italia gagal menambah gol. Skor tetap imbang dan Italia harus tersingkir. Meski puas, namun Nagelsmann mengakui laga melawan Italia berjalan tidak mudah. Jerman menunjukkan penampilan terbaik di babak pertama. Namun performa mereka berubah dan Italia mampu bermain efektif meski kalah dalam ball possession.

"Kami menunjukkan penampilan terbaik di babak pertama. Bahkan penampilan tim sangat impresif. Kami bermain agresif dan pantas unggul," ucap Nagelsmann seperti dikutip reuters.com.

"Di babak kedua, penampilan kami sedikit berubah yang mengakibatkan kami kebobolan. Bahkan kami kemudian kembali kemasukan gol dan mulai mengalami tekanan. Laga ini menjadi pelajaran bagi kami untuk berkembang," kata eks pelatih Bayern Munchen ini.

Sementara, Spalletti mengakui sebagian pemain muda yang diturunkan di laga tersebut sudah merasa kalah sebelum bertanding. Akibatnya, mereka melakukan banyak kesalahan sendiri yang berujung dengan kemasukan gol.

"Bila Anda takut, maka Anda bakal mengalami kesulitan sebelum apa pun terjadi. Kami melakukan banyak kesalahan mulai dari garis pertahanan. Kami seharusnya bisa melakukannya lebih baik," kata Spalletti.

"Gol kedua yang membunuh kami. Padahal gol itu seharusnya bisa dengan gampang dihindari. Apa pun mereka adalah pemain saya dan saya tetap mendukung meski kritikan yang ditujukan kepada kami ada benarnya," ucap dia lagi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)