JAKARTA - China menegaskan kembali dukungannya untuk upaya perdamaian di Ukraina. China mengatakan pihak-pihak terkait harus menghindari "pernyataan yang tidak bertanggung jawab”.

Ini tampaknya merupakan sindiran terhadap pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy tentang warga negara China yang bertempur untuk Rusia.

Zelensky mengatakan pada Rabu, intelijen Ukraina memiliki informasi tentang 155 warga negara Tiongkok yang bertempur di Ukraina. Dia berbicara setelah penangkapan dua warga negara Tiongkok di Ukraina timur, tempat pasukan Rusia bergerak maju.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa Tiongkok bukanlah pemrakarsa krisis Ukraina, dan Tiongkok juga bukan pihak yang berpartisipasi. Kami adalah pendukung kuat dan promotor aktif penyelesaian krisis secara damai," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dilansir Reuters, Kamis, 10 April.

"Kami mendesak pihak-pihak terkait untuk memahami dengan benar dan bijaksana peran Tiongkok dan tidak mengeluarkan pernyataan yang tidak bertanggung jawab," katanya dalam konferensi pers rutin, tanpa menyebut nama Zelenskyy atau pejabat lainnya.

China yang menyatakan kemitraan "tanpa batas" dengan Rusia, mencoba memposisikan dirinya sebagai aktor dalam upaya untuk menegosiasikan akhir perang.

Tiongkok menahan diri untuk tidak mengkritik invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

Zelenskyy mengatakan Rusia merekrut warga negara China dan pejabat China mengetahuinya. Sementara dinas keamanan Ukraina telah menyusun daftar nama, tanggal lahir, dan unit militer Rusia tempat mereka ditugaskan.

Zelenskyy juga mengatakan Ukraina sedang mencoba menilai apakah rekrutan China tersebut telah menerima instruksi dari Beijing.

Juru bicara Lin menegaskan kembali pemerintah China selalu meminta warganya untuk menjauh dari zona konflik bersenjata, "dan khususnya untuk tidak berpartisipasi dalam aksi militer di kedua belah pihak".

Zelenskyy mengecam pengerahan warga negara China sebagai "kesalahan kedua" Rusia dalam perang tersebut, setelah apa yang disebut Ukraina dan negara-negara Barat sebagai pengiriman lebih dari 11.000 tentara Korea Utara ke wilayah Kursk Rusia.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)