JAKARTA - Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan, hanya Presiden Donald Trump yang dapat membuat keputusan mengenai masa depan pasukan Amerika Serikat di Eropa, saat ditanya mengenai militer Negeri Paman Sam di Benua Biru pada Hari Rabu.

"Satu-satunya orang yang akan membuat keputusan tentang struktur kekuatan pasukan AS di Eropa adalah Presiden Trump, panglima tertinggi," kata Kepala Pentagon Hegseth kepada wartawan selama perjalanan ke Panama, melansir Reuters 10 April.

"Dan kami akan terus melakukan diskusi berkelanjutan, termasuk dalam konteks negosiasi Ukraina-Rusia, tentang seperti apa postur kekuatan kami di benua yang paling sesuai dengan kepentingan Amerika dan memastikan pembagian beban di Eropa juga," lanjutnya.

Pernyataan Menhan Hegseth disampaikan sehari setelah jenderal tertinggi AS di Eropa mengatakan, Amerika Serikat harus mempertahankan kehadiran militernya di benua itu seperti sekarang, karena Pentagon meninjau jejak globalnya di bawah Presiden Trump.

Militer AS memiliki lebih dari 100.000 tentara di Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022. Namun, Panglima Komando Eropa AS (EUCOM) Jenderal Christopher Cavoli mengatakan jumlah tersebut telah dikurangi menjadi 80.000.

"Saran saya adalah untuk mempertahankan postur kekuatan itu seperti sekarang," kata Jenderal Cavoli kepada anggota parlemen selama sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR AS.

Menhan Hegseth telah ditanya apakah dia setuju dengan penilaian tersebut. Selama perjalanan pertamanya ke Eropa, Menhan Hegseth memberi tahu rekan-rekannya di Eropa, mereka tidak boleh berasumsi bahwa kehadiran AS akan berlangsung selamanya.

Potensi perubahan dalam kehadiran militer AS di Eropa muncul di tengah kekhawatiran atas masa depan NATO, aliansi pertahanan Transatlantik yang telah menjadi landasan keamanan Eropa selama 75 tahun terakhir.

Kepercayaan Eropa pada AS sebagai pelindung utama benua itu terhadap serangan apa pun dari Rusia, terguncang parah oleh upaya Presiden Trump untuk memulihkan hubungan dengan Moskow dan tekanan berat pada Kyiv saat Ia berupaya mengakhiri perang.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)