JAKARTA - Eropa diminta meningkatkan penimbunan peralatan penting dan mendorong masyarakat untuk menjaga persediaan yang cukup setidaknya selama 72 jam jika terjadi keadaan darurat.

Komisi Eropa mengatakan dalam Strategi Kesiapsiagaan Uni Eropa yang baru, blok tersebut tengah bersiap menghadapi risiko termasuk bencana alam, serangan siber, dan krisis geopolitik, termasuk kemungkinan agresi bersenjata terhadap negara-negara Uni Eropa.

"Keluarga yang tinggal di daerah rawan banjir harus tahu apa yang harus dilakukan saat air naik. Sistem peringatan dini dapat mencegah daerah yang dilanda kebakaran hutan kehilangan waktu yang berharga," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pernyataan dilansir Reuters, Rabu, 26 Maret.

Strategi tersebut berfokus pada peningkatan sistem peringatan dini, memastikan keberlanjutan layanan penting seperti perawatan kesehatan dan air minum, serta membantu warga bersiap menghadapi krisis.

Hadja Lahbib, komisaris Eropa yang bertanggung jawab atas kesiapsiagaan dan manajemen krisis, mengatakan bahwa kekhawatiran berbeda di seluruh blok tetapi semua warga harus berupaya untuk bersiap menghadapi keadaan darurat.

"Siap untuk apa pun - ini harus menjadi cara hidup Eropa baru kita," katanya dalam postingan di X.

Komisi sekarang akan "mengembangkan pedoman untuk mencapai kemandirian populasi minimal 72 jam", menurut rencana aksi strategi baru tersebut.

Dalam video yang diposting di media sosial, Lahbib mencantumkan barang-barang penting yang harus dimiliki untuk bertahan hidup selama 72 jam dalam krisis, mulai dari makanan dan air hingga senter, power bank, radio, uang tunai, dan obat-obatan.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)