JAKARTA - Tiga nama yang telah diumumkan sebagai penerima Polar Music Prize – yaitu Queen, Herbie Hancock, dan Barbara Hannigan – memberikan pernyataan atas penghargaan yang diberikan.

Lewat video singkat yang diunggah di akun Instagram Polar Music Prize, ketiga nama tersebut serentak menyampaikan rasa hormatnya.

Adapun, Queen diwakili oleh dua personel tersisa, Brian May (gitar) dan Roger Taylor (bass). Keduanya sepakat bahwa penghargaan yang diinisiasi oleh manajer ABBA, Stig Anderson, merupakan ajang besar bagi para musisi.

“Kami sangat, sangat tersanjung menerima Polar Award tahun ini. Luar biasa, terima kasih banyak,” kata Bryan May.

“Ini adalah sesuatu yang luar biasa dan kesempatan besar. Terima kasih banyak,” timpal Taylor.

Sementara itu, Herbie Hancock dan Barbara Hannigan – lewat video terpisah – menyatakan rasa antusiasnya untuk menerima penghargaan di Stockholm, Swedia pada 27 Mei mendatang.

“Saya sangat senang bisa pergi ke Stockholm untuk menerima Polar Music Prize. Senang melihat Anda di sana juga,” ujar Hancock.

“Saya sangat menantikan untuk datang ke Stockholm pada Mei nanti, untuk menerima Polar Music Prize tahun ini,” ucap Hannigan.

Adapun, tiga nama yang dianugerahi Polar Music Prize 2025 akan menerima penghargaan dari keluarga Kerajaan Swedia dalam sebuah upacara di Stockholm.

Queen dipilih sebagai penerima penghargaan karena dianggap telah menghasilkan banyak rekaman dan lagu yang masih terdengar di mana-mana dan menarik bagi pendengar generasi baru, bahkan setelah setengah abad lamanya.

Selanjutnya, penghargaan diberikan kepada Herbie Hancock karena fokusnya pada pengembangan musikal dan menemukan cara baru untuk maju. Sebagai seorang komposer, ia telah menulis lagu-lagu klasik yang tak lekang oleh waktu seperti, ‘Watermelon Man’ dan ‘Cantaloupe Island’.

Sementara sebagai seorang musisi, Hancock dirasa telah mempengaruhi perkembangan R&B, funk, dan hip-hop dengan album-album visionernya.

Kemudian, terpilihnya Barbara Hannigan sebagai penerima penghargaan tahun ini dikarenakan musikalitas dan keberaniannya yang luar biasa – yang menjadikannya salah satu penafsir musik klasik kontemporer terkemuka di dunia.

Hannigan disebut sebagai musisi yang selalu siap untuk melampaui batas, serta memiliki bakat unik untuk memperluas wawasan pendengar dengan musik yang dipilihnya untuk diprogram, ditampilkan, dan direkam.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)