JAKARTA - China membalas kebijakan tarif Trump dengan mendorong penjualan langsung tas mewah dari pabrik di China ke konsumen dengan harga yang jauh lebih murah. Selain tas, ada pun produk mewah lainnya seperti pakaian dan kosmetik dengan harga yang jauh di bawah harga eceran resmi.
Dilansir dari laman NDTV, di platform X banyak pengguna TikTok asal Amerika membagikan video dari pemasok asal China yang memamerkan produk berkualitas tinggi, yang disebut dibuat untuk merek-merek mewah seperti Birkin dan Louis Vuitton.
Pemasok ini menawarkan penjualan langsung ke konsumen dengan harga hanya sebagian kecil dari harga eceran, sering kali tanpa logo merek. Dalam video-video itu, para pemasok menekankan penggunaan bahan berkualitas tinggi dan tenaga kerja terampil untuk membuat produk mereka.
"TikTok China lagi kacau banget sekarang, karena pemerintah China sudah melegalkan produk tiruan dari semua barang Amerika gara-gara tarif impor. Mereka sekarang membuka-bukaan tentang merek-merek besar dan cara produksinya, sambil nyuruh kamu beli langsung dari China karena lebih murah," tulis seorang pengguna membagikan salah satu video tersebut di X.
Salah satu pemasok tas Birkin mengungkap bahwa biaya produksi sebuah tas yang dijual seharga 34 ribu dolar AS atau Rp571 juta, sebenarnya hanya sekitar 1.400 dolar AS atau Rp23 juta
Ia mengklaim para pembuat tas hanya mendapat margin keuntungan kecil, sementara merek mewah mengambil sebagian besar laba berkat logo dan branding-nya.
China TikTok is so messy rn Because now that the Chinese government legalize Counterfeit products of all American goods because of the tariffs their now exposing a lot of Big brands and how their stuff is manufactured and encourages you to buy them in House China for cheaper pic.twitter.com/GLftzEnF3y
— Klair-O-Spinach ( Saint Era) (@ClairoSpinach) April 12, 2025
"Lebih dari 90% harga itu untuk logonya. Tapi kalau kamu enggak peduli logo dan cuma mau kualitas serta bahan yang sama, beli aja langsung dari kami,” ujarnya dalam video.
Pengguna TikTok lain membagikan video produsen China yang menjual sepatu Birkenstock.
"FYP-ku tiba-tiba penuh sama produsen China yang nyoba jualan langsung ke orang Amerika. Yang lucu, bahkan setelah ditambah tarif impor dan ongkir, harganya masih jauh lebih murah dibanding beli dari perusahaan Amerika. Perang dagang ini jelas bukan kemenangan kita," katanya.
SEE ALSO:
Pengguna lain menulis, "China lagi naik daun banget, gosipnya panas," sambil membagikan video dari pemasok China yang menawarkan replika produk-produk Fila, Under Armour, dan Lululemon dengan harga jauh lebih murah.
Pemasok itu mengklaim produk Lululemon yang biasanya dijual 100 dolar AS atau Rp1,6 juta, rupanya kini bisa dibeli hanya dengan 5-6 dolar AS atau Rp84 ribu hingga Rp100 ribu.
Beberapa produsen China juga membuat video yang menunjukkan proses produksi mereka secara rinci, untuk melawan persepsi bahwa label "Made in China" berarti kualitas buruk. Bahkan, ada pemasok yang menawarkan pengiriman gratis ke seluruh dunia dan dalam beberapa kasus menanggung bea masuk.
AS dan China saat ini sedang terlibat perang dagang sengit, dengan AS menerapkan tarif hingga 145% pada barang-barang China, sementara China membalas dengan tarif hingga 125%.
Baru-baru ini, Kementerian Perdagangan China mendesak AS mencabut tarif balasan tersebut, setelah AS mengumumkan pengecualian tarif untuk beberapa barang elektronik konsumen seperti ponsel dan laptop.
Banyak warganet berpendapat AS tidak akan bisa memenangkan perang dagang melawan China, mengingat keunggulan produksi dan harga bersaing yang dimiliki China.
Beberapa warganet berspekulasi penjualan langsung seperti ini mungkin akan menjadi satu-satunya cara terjangkau untuk membeli barang-barang mewah jika tarif terus naik.
Yang lain mempertanyakan, mengapa konsumen Amerika masih membeli barang-barang tersebut dengan harga penuh di toko resmi, padahal kini bisa didapatkan jauh lebih murah melalui penjualan langsung.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)