JAKARTA - Beberapa hari terakhir viral di media sosial “We Listen, We Don’t Judge”. Tren ini banyak digunakan oleh para pengguna TikTok, terutama pada kalangan remaja dan dewasa muda.

Istilah “We Listen, We Don’t Judge” diketahui berasal dari bahasa Inggris, yang berarti “Kami mendengarkan, kami tidak menghakimi”. Ini dapat diartikan sebagai ajakan untuk hanya mendengarkan saja cerita orang lain dengan penuh perhatian.

Melansir dari berbagai sumber, tren tersebut berfokus pada mendengarkan orang lain, tanpa memberikan penilaian atau kritik. Tren ini bertujuan menciptakan ruang aman untuk berbagi pengalaman pribadi, tanpa harus takut dihakimi oleh orang lain.

Dengan melakukan tren “We Listen, We Don’t Judge” ini banyak orang yang sudah berbagi tentang kisah hidup mereka. Baik yang dialami sendiri tentang pengalam unik, kesulitan yang dihadapi, hingga pengalaman atau perasaan terhadap orang terdekat yang bersama melakukan tren tersebut.

Warganet yang melakukan tren ini banyak yang menjadikannya sebagai ajang pengakuan akan rahasia yang selama ini disimpan rapat. Mereka tampak aman mengungkapkan hal tersebut karena tidak akan mendapat penghakiman dari orang yang melakukan tren bersamanya.

Selain itu, warganet juga mengikuti tren ini dengan versi lucu atau menjadi hiburan semata. Beberapa di antaranya juga ada yang tidak berhasil mengikuti tujuan tren dan malah bercanda berakhir memberikan kritik satu sama lain.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)