JAKARTA - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati menyoroti peran usaha hilir minyak dan gas bumi dalam masa transisi energi.

Menurut dia, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, BPH Migas dibentuk untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi, serta pengangkutan gas bumi melalui pipa pada kegiatan usaha hilir.

"Dalam mendukung transisi energi yang merupakan proses perubahan menuju penggunaan sumber energi bersih, peran hilir migas juga perlu tetap diperhatikan dan menarik untuk didiskusikan," katanya dilansir ANTARA, Jumat, 13 Desember.

Erika menambahkan, bagaimana peran BBM ke depan, yang akan tergantikan dengan energi lebih ramah lingkungan yaitu energi baru dan terbarukan, maupun energi lainnya, seperti gas bumi sebagai energi bersih atau dalam usaha mencapai transisi energi masih melibatkan pemanfaatan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Menurut dia, ajang Hilir Migas Conference & Expo 2024 bertujuan menggali pengetahuan, pengalaman dan ide-ide terbaru, termasuk arah kebijakan dan inovasi di sektor hilir migas.

"Kegiatan ini untuk mendiskusikan beberapa hal terkait transisi energi, terutama peran hilir migas dalam transisi energi," sebut Erika.

Kegiatan BPH Migas, yang dibuka Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot Tanjung tersebut, dikemas dalam beberapa sesi diskusi seperti plenary session dengan tema "Tantangan dan Terobosan Kebijakan dalam rangka Penyediaan dan Pemanfaatan Sektor Hilir Migas dalam Era Transisi Energi".

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu memberikan sambutan kunci sebagai pembuka panel diskusi.

Menurut dia, saat ini Indonesia masih termasuk dalam middle income country dan memiliki kesempatan selama 21 tahun untuk berbenah diri menuju negara maju yang berpendapatan tinggi.

Bappenas telah menghitung untuk menjadi negara maju, Indonesia membutuhkan akselerasi ekonomi 6-8 persen per tahun.

Karena itu, ia melanjutkan ketersediaan bahan baku merupakan hal penting dalam kegiatan hilirisasi.

Saat ini, lanjut Todotua, Kementerian Investasi dan Hilirisasi tengah membuat peta jalan hilirisasi strategis dengan terdapat 28 komoditas termasuk migas di dalamnya.

"Sebanyak 28 komoditas ini kita ambil berdasarkan sumber cadangan terbesar. Salah satunya nikel, di mana Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Tentunya, dengan kekuatan-kekuatan ini kita percaya diri sebagai bangsa yang besar dan punya potensi yang luar biasa dan kita benar-benar serius dalam investasi yang berhilirisasi," katanya.

Indonesia, tambah Todotua, juga memiliki potensi besar dalam industri petrokimia, karena kaya sumber daya alam migas.

"Petrokimia berperan dalam pengolahan migas menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah tinggi," ucapnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)