Taiwan Belanja Alat Perang dari AS Antisipasi Tekanan China
Ilustrasi foto tank M1A2 Abrams (Sumber: Wikimedia Commons)

JAKARTA - Belanja pertahanan Taiwan tahun depan dinaikkan 10,2 persen. Kenaikan ini merupakan investasi militer Taiwan dalam menghadapi peningkatan tekanan dari China.

Dilansir Reuters, Kamis, 13 Agustus, pemerintah Taiwan mengusulkan anggaran sebesar 453,4 miliar dolar Taiwan, setara Rp227,53 triliun. Pos anggaran diambil dari pengeluaran militer per Januari tahun depan.

Anggaran pertahanan itu naik sekitar 10 persen dari dana 411,3 miliar dolar Taiwan --sekitar Rp206,58 triliun-- yang dianggarkan untuk tahun ini. Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi dan Statistik Taiwan mengumumkan kabar ini lewat pernyataan tertulis.

China dilaporkan telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan, termasuk menerbangkan sejumlah jet tempur. Tekanan China meningkat sejak Tsai Ing-wen menang telak dalam pemilihan umum Taiwan pada Januari.

Kemenangan itu memperkuat penentangan terhadap Beijing. Tsai telah menjadikan modernisasi angkatan bersenjata Taiwan dan meningkatkan pengeluaran pertahanan sebagai prioritas.

China sendiri tak pernah menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. China bahkan menyeret AS, mengecam Negeri Paman Sam atas penjualan senjata ke Taiwan.

Pemerintah AS diketahui terikat oleh undang-undang negara itu untuk memberikan Taiwan sarana mempertahankan diri. Saat ini, Taiwan sedang berdiskusi dengan AS untuk memperoleh ranjau laut.

Perlengkapan itu penting untuk mencegah pendaratan amfibi armada China. Selain itu, Taiwan juga menargetkan pembelian rudal jelajah untuk mempertahankan wilayah-wilayah sekitar pantai.

Tahun lalu, Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan senjata senilai 10 miliar dolar AS (Rp148 triliun) untuk Taiwan. Di antara senjata-senjata itu, ada 106 tank M1A2 Abrams dan 66 jet tempur F-16V.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)