INKONERA dan Aruna Jalin Kerja Sama untuk Perbaiki Nasib Nelayan Indonesia
JAKARTA - Nelayan Indonesia akhirnya mendapatkan dukungan strategis. Koperasi Pemasaran Induk Nelayan Sejahtera (INKONERA) resmi menggandeng PT Aruna Jaya Nuswantara untuk memperkuat pemberdayaan nelayan. Dengan fokus pada teknologi dan sertifikasi kompetensi, kerja sama ini digadang-gadang menjadi solusi atas permasalahan klasik nelayan: rendahnya produktivitas dan sulitnya akses pasar global.
Langkah ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Ketua INKONERA Imam Supriyadi dan Direktur Utama Aruna, Farid Naufal Aslam di kantor pusat Aruna di Jakarta Selatan, Selasa, 17 Desember disaksikan oleh Ketua Umum Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Laksamana TNI (Purn) Sumardjono.
Kolaborasi ini menjadi angin segar bagi upaya pemberdayaan nelayan, dengan fokus pada peningkatan teknologi, sertifikasi kompetensi, dan perluasan akses pasar internasional. Aruna akan berperan sebagai offtaker produk hasil tangkapan nelayan, yang akan diproses dan diekspor untuk memenuhi permintaan global. Di sisi lain, INKONERA siap mendukung nelayan melalui pelatihan dan sertifikasi berbasis standar internasional.
"Kami optimistis, kolaborasi ini akan membawa dampak signifikan bagi kesejahteraan nelayan dan keberlanjutan ekosistem laut," ujar Direktur Utama Aruna, Farid Naufal Aslam.
SEE ALSO:
Ketua INKONERA Imam Supriyadi menambahkan, "Sinergi teknologi dan komunitas ini bertujuan meningkatkan produktivitas nelayan, sekaligus daya saing mereka di pasar global."
Sementara itu, Ketua HNSI Laksamana TNI (Purn) Sumardjono menyambut baik kerja sama ini. "Inisiatif ini selaras dengan visi HNSI untuk memajukan masyarakat pesisir dan menjaga keberlanjutan sumber daya laut," katanya.
Kerja sama ini diharapkan menjadi model pemberdayaan nelayan berbasis teknologi yang terintegrasi. Program yang dirancang mencakup pelatihan, digitalisasi perdagangan, serta penguatan akses pasar global. Selain itu, kerja sama ini berpotensi mendukung kelestarian ekosistem laut Indonesia melalui praktik perikanan berkelanjutan.
Diskusi implementasi program akan dimulai pada awal 2025, dengan fokus pada langkah strategis yang cepat dan terukur.