Dongkrak Gairah Seksual dengan Nonton Film Porno Bareng Pasangan? Ini Dampak Negatifnya

JAKARTA - Menonton film porno bersama pasangan sah sering kali dianggap sebagai cara untuk meningkatkan gairah. Tak jarang, sebagian pasangan juga melakukannya untuk mendapatkan inspirasi gaya bercinta agar tidak monoton. 

Kendati demikian, para ahli mengingatkan praktik ini memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan manfaatnya, terutama dalam konteks kesehatan emosional dan intimasi pasangan.

Seperti dikatakan Dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM), seksolog yang berbasis di Jakarta, pornografi sering menghadirkan konten yang tidak realistis dan dirancang untuk memberikan ekspektasi yang mustahil terpenuhi.

"Film porno itu kontennya berlebihan, dibuat-buat, dan tidak realistis. Akibatnya, ekspektasi yang tercipta adalah sesuatu yang mustahil dicapai dalam kehidupan nyata,” jelasnya di acara 10 tahun perjalanan Laci Asmara di Jakarta, baru-baru ini.

Lanjut dokter Haekal, kebiasaan nonton film porno bersama pasangan berpotensi merusak persepsi pasangan terhadap hubungan seksual yang seharusnya berdasarkan kenyataan dan keintiman.

Hal serupa juga disampaikan oleh psikolog, Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi., yang menyoroti dampak psikologis dari menonton pornografi bersama pasangan.

Menurutnya, menggunakan film porno untuk membangun gairah atau mencari inspirasi gaya bercinta adalah langkah yang kurang sehat.

“Ketergantungan pada pihak ketiga seperti visual pornografi mengurangi esensi komunikasi langsung antara pasangan. Padahal, soal gaya bercinta atau kenyamanan selama berhubungan seksual sebaiknya didiskusikan secara terbuka oleh kedua belah pihak tanpa bantuan visual dari luar,” ungkap Pingkan.

Di samping itu, pornografi tidak hanya memengaruhi interaksi fisik tetapi juga dapat merusak aspek emosional dalam hubungan. Pingkan menjelaskan, setiap individu memaknai film porno secara berbeda-beda, dan pemaknaan ini sering kali tidak terkomunikasikan dengan pasangan.

“Ketika pasangan menonton bersama, fantasi yang dihasilkan dari visual tersebut mungkin tidak sinkron dengan kebutuhan emosional masing-masing. Padahal, inti dari relasi seksual yang sehat adalah menciptakan kedekatan emosional, merasakan cinta, dan membangun keintiman,” tambahnya.

Sebaliknya, pornografi bisa mengalihkan fokus dari hubungan emosional menuju obsesi terhadap fantasi visual yang tidak realistis. Daripada menggunakan pornografi sebagai cara untuk meningkatkan hubungan seksual, para ahli merekomendasikan pendekatan yang lebih sehat, yaitu memperkuat komunikasi.

Membahas kebutuhan, keinginan, dan preferensi seksual secara langsung dengan pasangan dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih erat dan saling memahami.

Pasangan dapat menjadikan momen diskusi ini sebagai cara untuk mengeksplorasi gaya bercinta baru yang sesuai dengan kenyamanan masing-masing, tanpa perlu ketergantungan pada stimulasi eksternal. Hal ini tidak hanya meningkatkan hubungan fisik tetapi juga memperkuat kepercayaan dan keintiman emosional.