Cabang Panahan Didorong Ukir Sejarah di Olimpiade 2028

JAKARTA – Cabang olahraga (cabor) panahan didorong untuk menyiapkan dan melakukan pembinaan atlet agar bisa membuat sejarah pada Olimpiade 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) 2024 di Artotel Senayan, Jakarta, pada Minggu, 8 Desember 2024.

Dito dalam sambutnya menegaskan komitmen Pemerintah mendukung semua upaya Perpani agar keinginan berprestasi di level tertinggi internasional bisa dicapai.

"Kami ingin memastikan cabor panahan ini bisa mengukir sejarah di Olimpiade 2028," ujar Dito dalam keterangan yang dikutip dari lama resmi Kemenpora.

Salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah tempat latihan memadai di Cibubur Youth Elite Sport Center, Cibubur, Jakarta Timur. Fasilitas tersebut saat ini masih dalam proses pembangunan.

Dito mengatakan bahwa pusat latihan yang telah dilengkapi berbagai fasilitas memadai tersebut bisa digunakan oleh beberapa cabor dalam menyiapkan atlet mereka untuk empat tahun mendatang.

"Salah satunya adalah panahan, yang mana sama-sama kami harapkan dengan adanya sport center bisa meraih prestasi di tingkat internasional," kata Dito.

Perpani saat ini tengah mengejar target ambisius pada 2025. Beberapa ajang yang rencananya akan diikuti ialah Archery World Cup, SEA Games Thailand, Asian Youth Games, dan The World Games.

Ketua Umum PB Perpani, Arsjad Rasjid, menyampaikan bahwa peluang panahan untuk berprestasi akan semakin besar dengan adanya dukungan dari berbagai pihak.

"Setiap pihak punya perannya masing-masing sesuai tugas dan fungsi, serta memberikan dukungan yang diperlukan. Untuk meraih prestasi tingkat dunia, butuh gotong royong," kata dia.

Dalam sejarah Olimpiade, panahan termasuk salah satu dari beberapa cabor yang telah meyumbang medali buat Indonesia.

Bahkan, cabor ini dicatat sejarah sebagai penyumbang medali pertama buat Indonesia di pentas bergengsi itu melalui Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani.

Ketiga pepanah yang dikenal sebagai "Tiga Srikandi" ini mendapat perak dari nomor Women's Team pada Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan.