Kasus Anak Bunuh Orang Tua di Lebak Bulus, KPAI Tekankan Pendidikan dan Pengasuhan yang Baik untuk Buah Hati

JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dian Sasmita mengakui kasus yang dilakukan remaja 14 tahun di Cilandak, Jakarta Selatan ini bukan kali pertama yang terjadi dan seharusnya ini menjadi pembelajaran bagi semua orang.

Ia menilai hal yang harus dipelajari dari kasus dugaan pembunuhan itu adalah tidak semua anak memiliki respon sesuai harapan orang dewasa. Karena baginya, kehidupan dan tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi faktor-faktor di luar diri si anak tersebut.

Diketahui, Polisi telah mengamankan remaja 14 tahun berinisial MAS yang diduga membunuh ayah, APW (40) dan neneknya RM (69) serta melukai ibundanya, AP (40) di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu, 30 November, lalu.

“Kehidupan dan tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi faktor-faktor di luar diri anak. Anak pun tidak mampu mengkreasikan sendiri kehidupannya akan seperti apa,” kata Dian saat dikonfirmasi, Senin, 2 Desember.

Ia juga menyoroti terkait perilaku anak yang harus dilihat secara komprehensif. Sebab, baginya, tidak ada satu faktor tunggal yang menjadi penyebab, melainkan kombinasi dari berbagai risiko yang dihadapi anak.

“Perilaku-perilaku anak yang melanggar hukum perlu dilihat faktor-faktor risiko anak yang tidak pernah tunggal,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Dian, faktor keluarga dalam pentingnya pengasuhan yang baik serta lingkungan pendidikan yang mendukung tumbuh kembang anak. Baginya, kedua faktor ini memiliki peran signifikan dalam membentuk karakter dan perilaku anak.

“Pengasuhan keluarga dan lingkungan pendidikan memiliki kontribusi besar terhadap kehidupan anak. Karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan di dua lingkungan tersebut,” ungkapnya.

Sebagai informasi, remaja 14 tahun berinisial MAS diduga membunuh Ayahnya, APW (40) dan Neneknya, RM (69) di di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu pukul 01.00 WIB.

Tak hanya itu, dia juga melakukan percobaan membunuh ibundanya berinisial AP (40). Namun sang ibu berhasil terselamatkan karena pelaku menyerang bukan bagian yang mematikan.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung mengatakan berdasarkan pengakuan awal, pelaku melakukan itu karena mendapatkan bisikan gaib.

“Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu,” kata Gogo kepada wartawan di lokasi, Sabtu, 30 November.

Kendati demikian, pihaknya akan terus mendalami remaja tersebut. Tujuannya untuk mengetahui motif dari tindakan tersebut.

“Ini masih kita dalami, ini kan masih awal sekali, ini keterangan awal dari kami ya,” ujarnya.