Begini Proses Pencucian Kereta Api, Dikerjakan 14 Tenaga Ahli dan Habiskan Waktu 3 Jam per Rangkaian

JAKARTA - Kendaraan biasanya akan rutin dicuci agar penumpangnya nyaman. Tak hanya mobil dan motor, ternyata kereta rel listrik (KRL) atau kereta commuter line juga rutin masuk ‘salon’ agar tetap bersih dan nyaman digunakan oleh pengguna.

VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus mengatakan, kebersihan Commuter Line merupakan salah satu aspek yang penting dalam memberikan kenyamanan kepada pengguna.

Dari sisi proses pencucian, sambung Joni, Commuter Line Jabodetabek dan Commuter Line Yogyakarta-Palur merupakan KRL, sehingga penangananya berbeda dengan sarana kereta api lainnya.

Pencucian Commuter Line KRL dilakukan setiap hari dan secara berkala saat KRL sedang stabling (di jalur parkir) pada malam hari sebelum jam perjalanan operasionalnya.

Tidak hanya mencakup pembersihan eksterior, tetapi juga pembersihan interior, termasuk lantai dan kursi serta bagian-bagian lainnya yang ada di dalam KRL.

Joni bilang rata-rata terdapat 880 kereta yang dicuci setiap harinya.

Bagian yang dicuci meliputi interior dan eksterior yang dikerjakan oleh 13 sampai 14 tenaga profesional setiap timnya, disesuaikan dengan jumlah kereta dalam satu rangkaian.

“Pencucian sarana KRL ini dilakukan pada Depo KRL dan Stabling Commuter Line yang ada di stasiun-stasiun. Dengan menjaga kebersihan sarana KRL, KAI Commuter berusaha memberikan kenyamanan para penggunanya dalam melakukan perjalanan menggunakan Commuter Line KRL,” ucap Joni dalam keterangan resmi, Jumat, 12 Juli.

Petugas Dibekali Pelatihan

Joni mengatakan para petugas cuci kereta juga sudah dibekali dengan pelatihan dan pengetahuan agar tidak terjadi konsleting arus listik pada sarana KRL yang kemungkinan akan terjadi.

“Para petugas juga dibekali dengan peralatan kerja, bahan pembersih, dan pengawasan yang sesuai dengan standar kerja tentunya,” tuturnya.

Untuk menjaga kebersihan KRL, KAI Commuter melakukan beberapa macam jenis cuci kereta, mulai dari cuci harian, cuci besar dan cuci salonisasi.

Pada cuci harian, layanan ini dikerjakan setiap malam hari dengan waktu durasi pekerjaan sekitar 45 menit per rangkaian oleh satu tim.

“Cuci harian ini dilakukan dengan pembersihan interior dan eksterior badan KRL yang dilakukan di 3 Depo KRL (Depo Depok, Depo Bogor dan Depo Bukit Duri) serta di 8 tempat stabling KRL (Stasiun Bekasi, Cikarang, Parungpanjang, Serpong, Rangkasbitung, Tanah Abang, Jakarta Kota dan Stasiun Tangerang),” jelasnya.

Joni menjelaskan pest control atau penyemprotan cairan untuk menghilangkan hama dan serangga juga secara rutin dilakukan di seluruh rangkaian KRL setiap minggunya.

Untuk proses cuci besar, setiap bulannya KAI Commuter juga rutin melakukannya pada seluruh rangkaian KRL yang beroperasi oleh tim di seluruh Depo KRL dengan durasi pekerjaan sekitar 3 hingga 4 jam per rangkaian KRL.

“Selain cuci harian, pada proses cuci besar ini juga dilakukan pemolesan lantai KRL dengan mesin poles untuk menjaga kebersihan dan keawetan lantai kereta,” katanya.

Setiap bulannya, KAI Commuter juga secara khusus melakukan cuci bogie atau cuci yang dilakukan pada bagian rangka tempat dudukan roda KRL. Proses cuci bogie ini dilakukan secara berbarengan dengan perawatan bulanan sarana KRL yang dilakukan di Depo KRL. Seperti kendaraan darat lainnya, sarana KRL juga dilakukan cuci salonisasi dengan treatment atau perawatan khusus.

Pada proses tersebut dilakukan perawatan kebersihan secara rutin tiap tahunnya dengan melakukan pemolesan pada interior dan eksterior KRL dengan cairan pembersih khusus untuk perawatannya.

Pada cuci salonisasi ini, petugas akan secara lebih detail melakukan perawatan kebersihannya, dan membutuhkan waktu selama 1 hingga 2 jam pada setiap keretanya.

Joni juga menyatakan bahwa pada proses pencucian KRL ini menggunakan air yang berasal dari tanah sumur bor dengan dilakukan proses filterisasi.

Di samping, juga secara berkala dilakukan pengujian atau uji laboratorium kualitas air guna memastikan air bersih dan higienis sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan.

“Agar tidak memberikan dampak yang tidak baik bagi lingkungan, KAI Commuter juga mengutamakan bahan-bahan pembersih dengan menggunakan bahan chemical pembersihan yang aman dan ramah lingkungan serta dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) atau lembar data bahan kimia agar tidak merusak lingkungan,” ucapnya.

Bahan chemical pembersih yang digunakan dalam pencucian KRL untuk bagian interior antara lain menggunakan pembersih lantai, pembersih kaca, pembersih debu dan cairan pemoles serta pengharum ruangan.

“Sedangkan untuk bagian eksterior menggunakan cairan pembersih dengan tingkat keasaman tidak kurang dan lebih pH 6 hingga 8 yang dipastikan tidak merusak material KRL serta masuk dalam kategori bahan pembersih ramah lingkungan,” katanya.

Rutin Lakukan Uji Lab

KAI Commuter juga secara rutin melakukan uji lab terhadap tanah di area Depo dan tempat stabling KRL sebagai lokasi pencucian KRL. Uji coba lab ini untuk memastikan kualitas dan kelayakan tanah dari dampak proses pencucian sarana KRL tersebut.

Usai pencucian pada kereta, sebelum kereta digunakan tentunya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kebersihan dan hasil pekerjaan oleh pengawas Pekerjaan kebersihan dengan menggunakan form atau checklist penilaian yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Joni mengatakan, proses cuci KRL ini tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga standar kebersihan dan kenyamanan dalam layanan Commuter Line serta perhatian terhadap lingkungan sekitar tempat pencucian KRL.

“Dengan komitmen peningkatan layanan dalam hal kebersihan sarana KRL ini, KAI Commuter selalu ingin lebih baik dalam melayani para penggunanya,” tutup Joni.