Lantik Dirjen EBTKE, Pesan Menteri ESDM: Kebut RUU EBET
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif baru saja melantik beberapa pejabat tinggi di lingkungan Kementerian ESDM.
Salah satu jabatan yang diresmikan adalah Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dengan mengangkat Eniya Listiani Dewi yang sebelumnya menjabat sebagai Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dalam sambutannya, Arifin Tasrif memberikan beberapa pesan kepada Eniya yakni salah satunya mempercepat rancangan UU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET).
"Segera untuk selesaikan rancangan UU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET)," ujar Arifin, Kamis 14 Maret.
Arifin juga berpesan untuk terus melakukan pengembangan transisi energi menuju Net Zero Emision yang dilatarbelakangi komitmen internasional pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan kontribusi energi yg cukup besar di tahun 2030 yang jumlahnya hampir 360 juta ton CO2.
"Pastikan juga agar pendanaan melalui APBN dan non APBN dan lainnya dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek prioritas dengan bunga rendah seperti pembangunan transmisi dan proyek pembangkit listrik energi terbarukan," beber Arifin.
Sementara itu saat ditemui usai pelantikan, Eniya juga menjabarkan beberapa pesan khusus yang disampaikan menteri untuk sektor EBTKE.
Dikatakan Eniya, pesan yang diberikan Arifin adalah untuk menggenjot bauran energy yang selama ini belum mencapai target.
Terkait RUU EBET, Eniya menyampaikan jika progres pembahasan RUU EBET masih dipending.
"Jadi RUU sekarang yang masih pending mungkin karena pemilu. Nanti akan dibahas lagi dan saya harus update dulu tentang progres yang selama ini ada," beber Eniya.
Eniya menyebut Menteri ESDM juga menggarisbawahi untuk memasukkan EBT dalam porsinya terkait isy power wheeling.
SEE ALSO:
"Jadi apakah akan memang masuk lagi atau tidak, itu perlu kita kupas lagi," imbuh Eniya.
Beberapa hal lain yang juga dipesankan oleh Menteri ESDM adalah terkait meningkatkan angka konversi kendaraan listrik.
Kemudian, lanjut Eniya, terkait pemetaan potensi EBT di wioayah yang selama ini masih tergantung pada sektor dan provinsi dan belum dirinci lebih lanjut.
"Kebanyakan belum ada yang detail gitu jadi mungkin arahnya untuk EBT per wilayah nanti bisa kita detilkan lagi karena Perpres yang baru yang kemarin keluar kan untuk menggnjot rooftop. PV rooftop akan kita dorong terus dan mungkin EBT yang selama ini belum banyak digali seperti PLTP dan sebagainya itu perlu didorong lagi," pungkas Eniya.