The Kejari Learn Files For Members Of The Palembang DPRD Suspects For Women Persecution
PALEMBANG - Kejaksaan Negeri Palembang, Sumatera Selatan, masih mempelajari berkas perkara dugaan penganiayaan tersangka seorang anggota DPRD Palembang.
Kepala Seksi Bidang Intelijen Kejaksaan Negeri Palembang Fandy Hasibuan mengatakan berkas perkara tahap pertama atas nama tersangka MSZ (55), anggota DPRD kota Palembang itu, diterima dari penyidik Kepolisian Resor Kota Besar Palembang pada 7 September 2022.
Berkas tersebut dipelajari oleh Jaksa Bidang Pidana Umum Kejaksaan Negeri Palembang hingga selama 14 hari ke depan, terhitung sejak tanggal penerimaan berkas tersangka MSZ, sebagaimana ketentuan KUHP.
Dalam prosesnya, jaksa sudah memanggil sebanyak empat orang saksi, untuk dimintai keterangan yang dapat menguatkan perkara dugaan penganiayaan tersangka MSZ, sebelum dilimpahkan ke pengadilan.
"Untuk tersangka MSZ nya masih dalam penahanan penyidik bidang pidana umum Kepolisian Resor Kota Besar Palembang. Perkembangan selanjutnya akan segera kami disampaikan," kata dia.
Penyidik kepolisian menetapkan MSZ sebagai tersangka pada Kamis (25/8), setelah mengantongi cukup bukti, keterangan saksi, termasuk hasil visum et repertum luka di tubuh korban J.
Kapolrestabes Palembang Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan, penganiayaan tersebut dialami korban J saat sedang antre mengisi bahan bakar minyak mobilnya di SPBU Demang Lebar Daun, Palembang pada 5 Agustus 2022.
Tersangka MSZ diduga menyerobot antrean mobil korban yang telah mengantre lebih dulu. Korban J yang merasa tersinggung lalu turun dari mobil untuk menegur tersangka.
Kemudian tersangka MSZ keluar dari mobil CRV-nya bernomor polisi BG-7-UB dan langsung melakukan pemukulan terhadap korban J.
Tindak penganiayaan yang dilakukan tersangka MSZ terekam video amatir berdurasi 15 detik dari seorang warga yang juga sedang mengantre BBM di SPBU tersebut, hingga kemudian viral di berbagai kanal media sosial.
Setelah viral, peristiwa tersebut juga mendapat perhatian dari advokat Hotman Paris Hutapea, yang memutuskan siap mendampingi korban J untuk menjalani proses hukum melalui program "Hotman 911", hingga akhirnya perkara penganiayaan tersebut diproses hukum hingga saat ini.
Atas perbuatan tersebut, tersangka MSZ disangkakan penyidik kepolisian melanggar Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 5 tahun.