Budiman Sudjatmiko Tekankan Pentingnya Peran Generasi Muda di Era Industri 4.0
JAKARTA - Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko mendorong anak muda untuk membangkitkan kembali renaisans untuk kemajuan dan keadilan sosial di Indonesia. Budiman mengatakan, bangsa Indonesia belum lagi mengalami renaisans atau kebangkitan kembali berbasiskan ilmu pengetahuan atau sains.
"Bangsa kita belum mengalami renaisans. Di era revousi industri 4.0 ini anak muda harus berperan," katanya dalam webinar series #1 Technology, Pandemic, and Civil Society, yang digelar oleh Mata Garuda lulusan program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Sabtu September.
Aktivis pro demokrasi di era Orde Baru ini juga memaparkan konsep Trisakti ABC. Ia menjelaskan bahwa konsep Trisakti ABC mencakup tiga ide penting yang terdiri atas 3A (alami, asasi, abadi), 3B (berdana, berdata, berdaya), dan 3C (cinta, cita, cipta). Ide Trisakti ABC tersebut pada gilirannya bertujuan untuk menjadikan manusi paripurna melalui pengetahuan, ide, dan karya.
"Dengan cinta, cita, dan cipta, kita bisa menjadi tipe manusia paripurna. Tanpa cinta dan cipta, tapi hanya punya cipta, kita hanya bisa menjadi pemimpi, dan tanpa cinta, cita, dan cipta manusia akan punah," tegas penggagas UU Desa ini.
Dengan revolusi sains, Budiman juga berharap bangsa Indonesia lebih bisa berpikir kritis dalam segala hal. Menurutnya, Revolusi Industri 4.0 juga menuntut civil society berperan di dalamnya. "Jadi gerakan sipil berbasis ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus bisa membangkitkan renaisans di Indonesia," katanya.
SEE ALSO:
Ia pun berpesan kepada para LPDP untuk berperan dalam memajukan sains di Indonesia bersama Inovator 4.0 Indonesia dengan mengutip pernyataan penulis Emma Goldman 'If I can't dance I don't want to be in your revolution'.
"Mari menari bersama, mari berkolaborasi bersama menuju Revolusi Industri 4.0," serunya.
Ketua Dewan Pengawas Koperasi Satelit Desa Indonesia ini juga punya mimpi, Badan Usaha Milik Desa (BumDes) bisa merambah dunia teknologi digital ke depannya, dengan sentuhan tangan-tangan milenial lulusan LPDP.
"Saya punya gagasan, punya mimpi sepuluh persen BumDes adalah BumDes teknologi. Sekarang ada 76.000 mahasiswa Indonesia di luar negeri. Sepuluh persennya saja atau 7.600 menjadi CEO di BumDes, bayangkan kemajuan desa," tegasnya.