Kantor Partai Dilempar Bom Molotov, PDIP: Pelakunya Anti Demokrasi dan Anti Kemanusiaan
JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pelaku pelempar bom molotov di sejumlah kantor partainya di wilayah Jawa Barat adalah orang yang berlatar belakang anti demokrasi dan kemanusiaan.
"Ketika ada pihak-pihak yang kemudian berada di luar jalur hukum kemudian menggunakan bom molotov, siapapun dia apapun latar belakangnya, orang itu anti demokrasi dan orang itu anti kemanusiaan," kata Hasto dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Rabu, 26 Agustus.
Dirinya menyebut, PDIP mengapresiasi pihak kepolisian yang telah merespons dan menindaklanjuti laporan terkait insiden pelemparan bom molotov itu.
Tak hanya Polisi, Hasto juga mengapresiasi jajaran internal PDIP yang tak ikut emosional menyikapi insiden itu.
Selain itu, Hasto menyebut pihaknya akan terus menempuh jalur hukum dalam kejadian pelemparan bom molotov tersebut.
"Kami juga mengapresiasi jajaran internal partai tidak ada yang emosional menanggapi itu dengan melakukan hal serupa," ungkap dia.
"Seluruh kader tunduk dalam satu perintah bahwa dengan alasan apapun kekerasan tidak dapat dibenarkan apalagi menggunakan bom molotov," imbuhnya.
Sebelumnya, Tujuh orang pelaku pelemparan bom molotov di tiga markas PDI Perjuangan (PDIP) ditangkap. Ketujuh orang ini ditetapkan sebagai tersangka.
“Sudah kita amankan 7 orang pelaku pelemparan,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Erdi Adrimurlan Chaniago kepada wartawan, Senin, 24 Agustus.
Ketujuh tersangka masih diperiksa intensif guna mengungkap motif teror pelemparan molotov ke markas PDIP. Para tersangka ini terlibat dalam pelemparan molotov di Bogor.