Rupiah Ditutup Paling Loyo di Asia Pasifik, Tertekan Sentimen dari Amerika Serikat
JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah pada perdagangan Kamis 13 Agustus. Rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,10 persen ke level Rp14.775 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar rupiah tertekan oleh perundingan rencana stimulus AS yang buntu sehingga peluncurannya tertunda.
"Padahal, sentimen itu sangat dinantikan pasar untuk mendorong penguatan nilai tukar negara berkembang, termasuk rupiah, karena akan melemahkan dolar AS," ujar Ariston kepada VOI.
Rupiah telah mengalami tekanan selama lima hari perdagangan berturut-turut di saat mayoritas mata uang Asia lainnya berhasil melawan dolar AS.
Sore ini, hingga pukul 15.00 WIB, mata uang di kawasan Asia Pasifik bergerak bervariasi di hadapan dolar AS. Pelemahan dipimpin oleh rupiah dan yuan China yang sama-sama terdepresiasi 0,10 persen.
Disusul oleh rupee India yang melemah 0,07 persen. Adapun ringgit Malaysia tercatat melemah tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Sementara mata uang yang menguat dipimpin oleh yen Jepang yang menguat 0,25 persen. Disusul oleh peso Filipina dan won Korea Selatan yang masing-masing melemah 0,17 persen dan 0,15 persen.
Baht Thailand dan dolar Singapura masing-maing menguat 0,10 persen dan 0,07 persen. Dolar Hong Kong dan dolar Taiwan sama-sama menguat tipis 0,01 persen di hadapan dolar AS.