Ledakan di Libanon: Gudang yang Menyimpan 2.750 Ton Amonium Nitrat
JAKARTA - Sebuah ledakan besar di gudang-gudang pelabuhan dekat Beirut tengah menewaskan lebih dari 50 orang, melukai lebih dari 3.000 orang. Ledakan ini berimbas kepada hancurnya jendela, batu dan membuat jalanan di ibu kota Libanon itu bergetar.
Dilansir Reuters, para pejabat mengatakan, mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat saat proses evakuasi nanti. Ledakan ini adalah yang paling kuat dalam beberapa tahun yang melanda Beirut, yang sudah pulih dari krisis ekonomi dan lonjakan infeksi coronavirus.
Beberapa saat setelah ledakan, saat api masih berkobar memancarkan cahaya oranye di langit malam, helikopter sibuk melayang di sana. Suara ambulans pun terdengar di seluruh kota.
Satu sumber keamanan mengatakan, banyak korban dibawa untuk dirawat di luar kota, karena rumah sakit-rumah sakit di Beirut penuh dengan korban luka. Ambulans dari utara dan selatan negara itu, dan lembah Bekaa di timur, diperbantukan untuk mengevakuasi korban.
Ledakan itu begitu besar, sehingga beberapa warga mengenang kembali kasus penyerangan selama perang saudara 1975-1990. Ada beberapa di antaranya yang mengira ledakan itu adalah gempa yang melanda kota. Orang-orang yang bingung, menangis, dan terluka berjalan di jalan mencari kerabat.
"Saya berjanji kepada Anda bahwa bencana ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban," Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan kepada bangsa itu.
Gudang yang meledak menyimpan 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan bahan untuk pupuk dan peledak.
Kedutaan AS di Beirut memperingatkan warga di kota itu tentang laporan gas beracun yang dikeluarkan oleh ledakan itu. Mereka mendesak setiap orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mengenakan masker.
"Apa yang kita saksikan adalah bencana besar," kata kepala Palang Merah Lebanon George Kettani kepada penyiar Mayadeen. "Ada korban dan korban di mana-mana."
George Kettaneh mengatakan, ratusan orang yang terluka dalam ledakan di pelabuhan Beirut dibawa ke rumah sakit, tetapi banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah yang rusak akibat ledakan tersebut.
Ia mengatakan kepada media setempat bahwa tidak ada angka pasti jumlah korban yang terluka karena banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah dan di dalam wilayah ledakan. Yang lainnya diselamatkan dengan perahu.
Media Lebanon LBCI mengabarkan, Hotel Dieu Hospital di Beirut yang mengatakan bahwa mereka merawat lebih dari 500 orang dan tidak dapat menerima lebih dari itu. Puluhan orang yang terluka perlu operasi, kata rumah sakit itu seraya meminta sumbangan darah.
Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar. Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.