Garbarata Milik Jusuf Kalla Diekspor ke Thailand
JAKARTA - Produsen garbarata, PT Bukaka Teknik Utama Tbk terus menunjukkan geliatnya menembus pasar ekspor. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas industri di dalam negeri masih bergairah di tengah tekanan dampak pandemi COVID-19.
"Pada kondisi sulit saat ini, pelepasan ekspor garbarata PT Bukaka merupakan berita yang sangat menggembirakan sekaligus mendorong semangat kita untuk terus berkreasi, tetap berpoduksi, dan maju melangkah menghadapi segala bentuk tantangan yang ada," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada seremoni Pelepasan Ekspor Garbarata PT Bukaka Teknik Utama Tbk Ke Bandara Don Mueang, Thailand yang dilaksanakan di Kawasan Industri Bukaka, Bogor, Jawa Barat, Senin 3 Agustus.
Garbarata (kadang juga disebut tangga belalai) adalah jembatan yang berdinding dan beratap, penghubung antara ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang untuk memudahkan penumpang masuk ke dalam dan keluar dari pesawat.
Turut mendampingi Menperin dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier. Selain itu, dihadiri oleh Pendiri PT Bukaka Teknik Utama Tbk Jusuf Kalla, Komisaris PT Bukaka Teknik Utama Tbk Solihin Jusuf Kalla, Presiden Direktur PT Bukaka Teknik Utama Tbk Irsal Kamaruddin, serta Duta Besar Republik Indonesia untuk Thailand Ahmad Rusdi.
Menperin menyampaikan, mewakili pemerintah, pihaknya memberikan apresiasi kepada Bukaka atas capaian positif kinerjanya dalam menghasilkan produk yang dapat dimininati oleh pasar global.
"PT Bukaka adalah ‘wajah dari Indonesia’ yang telah membuktikan bahwa produk garbarata yang dihasilkan oleh anak bangsa mampu bersaing secara global baik dari sisi kualitas, biaya, maupun waktu delivery," tuturnya.
Kemenperin akan terus mendukung Bukaka dan seluruh industri dalam negeri untuk semakin maju berkembang sehingga lebih berdaya saing di tingkat regional dan global. Bukaka merupakan perusahaan konstruksi yang menghasilkan garbarata, jembatan, dan infrastruktur lain penunjang pertambangan.
"Bukaka telah berdiri sejak tahun 1978 dan terus memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan industri dan pembangunan ekonomi nasional," ungkap Agus.
Selain itu, Bukaka dinilai terus melakukan pengembangan dan perbaikan sehingga mampu berkontribusi di banyak sektor seperti otomotif, alat dan mesin pertanian (alsintan), energi, ketenagalistrikan, konstruksi serta infrastruktur.
Garbarata merupakan salah satu produk unggulan ekspor Bukaka dengan tujuan utama antara lain Jepang, India dan Thailand. Bukaka menjadi satu-satunya produsen garbarata yang ada di Indonesia dan termasuk dalam lima produsen terbesar garbarata yang ada di dunia. Saat ini, seluruh boarding bridge bandara yang berada di bawah supervisi PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II merupakan hasil produksi Bukaka.
"Bukaka telah memproduksi 904 unit garbarata, dan pelepasan ekspor kali ini merupakan bagian dari kontrak 33 unit garbarata dengan M-Solutions Co., Ltd. - Airport of Thailand yang telah dilakukan pada tahun 2019," papar Agus.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesai (LPEI) atau Indonesia Eximbank telah memfasilitasi pembiayaan ekspor 33 unit garbarata yang dilakukan oleh Bukaka ke Thailand tersebut senilai 7,5 juta dolar AS atau sekitar Rp105 miliar. LPEI telah mendukung Bukaka sejak tahun 2014, baik dari sisi pembiayaan maupun penjaminan. Fasilitas yang telah diberikan LPEI mencapai sebesar Rp2,26 triliun.
Upaya Perlindungan Industri
Pada kesempatan itu, Menperin juga menegaskan, pemerintah telah menggulirkan upaya-upaya perlindungan sektor industri dalam negeri untuk menghadapi situasi saat ini. Insentif baru yang diusulkan oleh Kemenperin seperti fasilitas keringanan biaya listrik, telah mendapat persetujuan.
"Usulan ini dilakukan sebagai upaya membantu sektor industri tetap survive atau dapat beroperasional secara efisien. Sebelumnya, sudah ada kebijakan penurunan harga gas. Kami pun telah mengusulkan fasilitas kepabeanan dan/atau cukai serta perpajakan atas impor barang untuk keperluan penanganan pandemi COVID-19," sebutnya.
Bahkan, pemerintah bertekad mengoptimalkan implementasi program Peningkatan Pengunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
SEE ALSO:
"Semua proyek nasional harus menyerap produk yang sudah bisa diproduksi oleh industri dalam negeri. Pemerintah telah menegaskan, bagi direksi BUMN yang tidak memiliki komitmen tinggi terhadap penyerapan produk lokal, sanksinya adalah diganti," imbuhnya.
Agus mengakui, dampak pandemi COVID-19 membawa perubahan kepada seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam aktivitas proses produksi di sektor industri.
"Oleh sebab itu, diperlukan upaya strategis yang dilakukan secara bersama-sama dengan tetap mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Kemenperin memberikan apresiasi kepada sektor industri yang menjalankan aturan secara ketat dalam mencegah penyeberan virus corona di lingkungan kerjanya.
"Contohnya PT Bukaka yang telah disiplin menerapkan protokol kesehatan. Ini menjadi contoh yang baik untuk ditiru oleh perusahaan lain agar dapat menjalankan komitmen adaptasi dengan kebiasaan baru dalam melakukan operasional pabrik," paparnya.
Menperin optimistis, Indonesia akan cepat mengalami pemulihan ekonomi. Beberapa indikator dari sektor industri menunjukkan catatan gemilang, seperti capaian ekspor yang masih menggeliat, nilai investasi yang mengalami peningkatan, serta sektor-sektor konsumsi dan produksi juga memperlihatkan pergerakan ke arah yang positif.
Pada periode Januari-Juni tahun 2020, industri pengolahan nonmigas masih konsisten menjadi sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Total nilai pengapalan produk sektor manufaktur mampu menembus hingga 60,76 miliar dolar AS atau menyumbang 79,52 persen dari keseluruhan angka ekspor nasional yang mencapai 76,41 miliar dolar AS.
Bahkan, sepanjang semester I tahun 2020, total nilai investasi sektor industri mengalami peningkatan hingga Rp129,6 triliun atau naik 23,9 persen dibanding capaian pada periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp104,6 triliun. Artinya, sejumlah sektor industri masih merealisasikan investasinya di tanah air meskipun di tengah tekanan dampak pandemi COVID-19.