JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan sebanyak 15 kawasan ekonomi khusus (KEK) di seluruh Indonesia telah beroperasi dengan maksimal. Menurut dia, dari keseluruhan kawasan mampu menyumbangkan ekspor sebesar Rp3,8 triliun di tahun 2021.
Menurut Airlangga, pemerintah telah membangun 19 KEK dengan nilai investasi sebanyak Rp64,4 triliun. Ia menjelaskan bahwa kawasan ekonomi tersebut dibangun pemerintah berlandaskan Peraturan Pemerintah Nomor 71.
"Dari jumlah 150 perusahaan sudah ada, dapat menyerap 53.000 tenaga kerja dan ekspornya mencapai Rp3,8 triliun," tuturnya, di Jakarta, Selasa, 12 Oktober kemarin.
Airlangga mengatakan dari keseluruhan KEK yang dibangun, ada dua maskot yang menjadi primadona yakni Kawasan Industri JIIPE di Gresik dan Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Menurut Airlangga, hal tersebut karena kedua kawasan itu dibangun menggunakan teknologi tinggi dengan dihuni oleh perusahaan-perusahaan besar berorientasi ekspor.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan di Gresik, kawasan industrinya mampu menyerap puluhan ribu pekerja. Bahkan, smelter yang dibangun Freeport pada tahap konstruksinya saja diperkirakan butuh tenaga kerja sebanyak 40.000 orang.
"Sehingga dua-duanya didorong untuk orientasi ekspor dan berteknologi tinggi. Salah satu yang hadir hari ini diharapkan bisa menambah 40.000 tenaga kerja selama konstruksi," ucapnya.
BACA JUGA:
Airlangga memperkirakan bahwa pendapatan dari smelter bisa mencapai 5,4 miliar dolar AS. Sebab, kapasitas produksi smelter mencapai 1,7 juta ton konsentrat tambang dan produksi copper emasnya mencapai 600 ribu ton.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, dengan harga copper dunia yang tengah moncer sebesar 9.400 dolar AS per ton, smelter ini akan memberikan nilai tambah yang cukup banyak.
"Jadi investasi smelter yang Rp42 triliun atau 3,5 miliar dolar AS bisa memberikan revenue hanya dari cooper saja 5,4 miliar dolar AS," ucapnya.