Bagikan:

JAKARTA - Maskapai nasional Garuda Indonesia sedang mempertimbangkan untuk mengambil alih pesawat milik Boeing yang dikembalikan oleh China akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Direktur Niaga Garuda Indonesia Ade R. Susardi mengatakan pihaknya tentu akan melakukan penjajakan penambahan pesawat. Salah satunya, kata dia, jika ada potensi untuk mengakuisisi pesawat yang dikembalikan oleh China tersebut.

“Kalau memang ada (unitnya), kita pasti langsung (beli). (Kita lakukan) penjajakan ke semua,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 7 Mei.

Sekadar informasi, Garuda Indonesia menargetkan akan mengoperasikan setidaknya 100 unit pesawat hingga akhir tahun. Sejauh ini, Garuda mengoperasikan sebanyak 77 unit pesawat yang terdiri dari model Airbus dan Boeing.

Namun, dari total pesawat yang dioperasikan tersebut, 15 di antaranya dikabarkan sedang dalam proses penahanan atau grounded untuk menjalani perawatan.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi membuka peluang bagi maskapai Indonesia yang ingin memiliki pesawat Boeing hasil pengembalian China ke Amerika Serikat (AS).

“Dimungkinkan, pastinya dimungkinkan. Ternyata memang Airline membutuhkan, kemudian pesawat yang tersedia, harganya pas dan sebagainya, kenapa tidak gitu,” tuturnya saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, ditulis Kamis, 24 April.

Dudy bilang bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada maskapai. Meski begitu, menurut dia, peluang ini bagus untuk menambah jumlah pesawat di Indonesia apalagi jika harganya juga terjangkau.

“Kita serahkan ke Airline. Kalau Airline memandang bahwa dengan kondisi mereka bisa mendatangkan pesawat, atau memanfaatkan situasi itu, mungkin bagus karena kita kan memang masih membutuhkan pesawat yang lebih banyak,” ucapnya.