Dana APBD Rp182 Triliun Parkir di BPD, Jokowi 'Semprot' Tito Karnavian: Suruh Pemda Segera Belanjakan!
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: Dok. Setpres)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pemerintah daerah segera membelanjakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Jokowi menyebut bahwa belanja APBD masih belum besar karena dana tersebut tidak dibelanjakan melainkan diparkir di bank pembangunan daerah (BPD).

"Ini penyebab mengerem laju pertumbuhan ekonomi ya di sini. Hati-hati, akhir Maret saya lihat di perbankan daerah ada Rp182 triliun. Tidak semakin turun, semakin naik. Naik 11,2 persen. Artinya tidak segera dibelanjakan, gimana pertumbuhan ekonomi daerah mau naik kalau uangnya disimpan di bank?," ucapnya, saat memberikan pengarahan kepada seluruh kepala daerah di Istana Negara, Jakarta, dikutip Kamis, 29 April.

Jokowi mengatakan bahwa angka belanja yang tertinggi di tingkat pemerintah daerah (pemda) baru terjadi untuk belanja pegawai. Namun, itu pun baru sekitar 63 persen. Sedangkan belanja modal per Maret baru sebesar 5,3 persen. Padahal, kata dia, perputaran uang di sebuah daerah itu sangat menentukan pertumbuhan ekonomi.

Karena itu, kata Jokowi, dirinya telah menginstruksikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk mengingatkan seluruh kepala daerah agar secepatnya membelanjakan APBD baik belanja pegawai maupun belanja modal.

"Ini disegerakan sehingga terjadi peredaran uang di daerah. Hati-hati, Rp182 triliun ini uang yang sangat gede sekali. Ini kalau segera dibelanjakan, uang akan berputar di masyarakat akan pengaruhi pertumbuhan ekonomi yang tidak kecil," tuturnya.

Selain itu, Jokowi mengatakan bahwa program perlindungan sosial menjadi penting untuk segera disalurkan. Termasuk Bantuan langsung tunai (BLT) dana desa yang diberikan oleh pemerintah daerah.

"Jadi segera cairkan BLT desa. Karena yang saya lihat per April kemarin yang sudah tersalurkan baru 32 persen. Masih kecil sekali. 32 persen, baru Rp1,5 triliun. Angka-angka seperti ini selalu saya ikuti," katanya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan kondisi dan situasi perekonomian nasional saat ini mulai menuju pada posisi normal. Pemulihan ekonomi, kata Jokowi, juga sejalan dengan penurunan laju penularan COVID-19 dan berkurangnya angka kasus positif harian yang sudah terjadi dalam dua bulan terakhir di Tanah Air.

"Bulan Maret, April ini sudah kelihatan, ekonomi sudah hampir menuju pada posisi normal," ujarnya.

Jokowi mengatakan target pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen bisa tercapai. Namun, kata dia, hal tersebut sangat tergantung pada aktivitas ekonomi di kuartal kedua tahun ini.

"Dan itu dimulai sangat tergantung sekali pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021. Artinya apa, April, Mei, Juni ini sangat-sangat menentukan," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berujar apabila perkembangan kasus COVID-19 bisa ditekan tanpa membuat guncangan terhadap perekonomian, maka target pertumbuhan ekonomi 7 persen harus dapat dicapai.

"Kalau itu bisa tercapai, Insyaallah kita pada kuartal berikutnya akan lebih memudahkan. Kenapa kita optimis? Karena sudah kelihatan sekarang pabrik, industri, manufaktur sudah bergerak," tuturnya.