JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp14,1 triliun pada kuartal I 2025 atau tumbuh 9,8 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BCA tumbuh 7,1 persen yoy menjadi Rp21,1 triliun.
"Pendapatan selain bunga naik 8,1 persen mencapai Rp6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional Rp27,9 triliun tumbuh 7,4 persen yoy," ujar Jahja, Rabu, 23 April.
Adapun rasio cost to income terkelola baik di level 28,5 persen. Rasio loan at risk (LAR) dan NPL berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6 persen dan 2 persen. Rasio pencadangan NPL dan LAR ada pada level solid, masing-masing 180,5 persen dan 66,5 persen.
Lebih lanjut, total kredit BCA mencapai Rp941 triliun per Maret 2025, naik 12,6 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor, disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan. Pendanaan inti giro dan tabungan (CASA) tumbuh 8,3 persen persen yoy mencapai Rp979 triliun, atau sekitar 82 persen total dana pihak ketiga (DPK).
Dikatakan Jahja, momentum Ramadan dan Idulfitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan.
"Pertumbuhan pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang naik 13,9 persen yoy menjadi Rp443,4 triliun," sambung Jahja.
Kredit komersial tumbuh 9,9 persen yoy mencapai Rp137,4 triliun. Penyaluran kredit UKM tumbuh 12,9 persen hingga Rp124,5 triliun. Kredit konsumer naik 11,3 persen yoy menjadi Rp225,7 triliun, ditopang KPR BCA yang tumbuh 10,5 persen yoy hingga Rp135,3 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3 persen yoy menjadi Rp67,1 triliun, serta outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 13,9 persen yoy hingga Rp23,3 triliun.
BACA JUGA:
"Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 19 persen yoy menyentuh Rp235 triliun, mencerminkan komitmen BCA terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance)," kata Jahja.
Nilai ini sekitar 25 persen total portofolio pembiayaan. BCA menyediakan promo suku bunga spesial bagi debitur SME pada kegiatan usaha berwawasan lingkungan dan sektor pendidikan.
Total DPK BCA naik 6,5 persen yoy mencapai Rp1.193 triliun. Dana CASA menjadi kontributor utama pendanaan BCA seiring dengan meningkatnya volume transaksi. Frekuensi transaksi BCA secara menyeluruh tumbuh 19 persen yoy mencapai 9,9 miliar. Frekuensi transaksi mobile dan internet banking BCA mencapai 8,8 miliar, naik 22,2 persen yoy.