JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa penurunan jumlah pemudik di Lebaran 2025 mengindikasikan ekonomi memang sedang lesu.
Pernyataan Bhima ini, berbeda dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi yang menilai penurunan jumlah pemudik di Lebaran 2025 bukan tanda bahwa kondisi ekonomi sedang melemah.
“Penurunan pemudik jelas ya bahwa indikasi ekonomi sedang lesu. Karena indikator ekonomi lainnya memang menyebutkan misalnya dari jumlah PHK (pemutusan hubungan kerja) selama dua bulan yang tercatat resmi 18.000 orang lebih,” tuturnya ketika dihubungi VOI, Jakarta, Minggu, 13 April.
Selain itu, sambung Bhima, dari sisi penjualan ritel juga turun. Kemudian, terjadi penurunan pajak yang cukup signifikan.
“Itu kan artinya geliat ekonomi memang sedang melemah sehingga orang berpikir untuk menabung lebih banyak, menyimpan THR-nya untuk kebutuhan darurat pasca Lebaran,” jelasnya.
Menurut Bhima, fenomena mudik Lebaran yang turun sebelumnya sudah terlihat satu bulan sebelum Ramadan, dimana ada tanda-tanda penurunan daya beli masyarakat.
“Pada bulan Februari yang mengalami defilasi. Yang deflasi ini bisa dicek di penurunan harga pada makanan minuman, itu anomali. Harusnya bulan Ramadan sudah ada mulai tanda-tanda kenaikan konsumsi rumah tangga. Tapi ini artinya pemerintah harus mengakui dulu ya bahwa mudik turun ini ya karena masyarakat sudah menipis kantongnya,” ucapnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi membantah pemudik Lebaran 2025 turun sebagai tanda bahwa ekonomi Indonesia sedang lesu. Sebab, dia bilang pemudik turun hanya 4,6 persen dibanding tahun lalu.
“Karena kami melihat penurunannya hanya sebesar 4,5 persen. Saya rasa akan terlalu too early to jump conclusion (terlalu awal untuk menyimpulkan) bahwa itu adalah indikasi ke ekonomi melemah. Saya rasa angkanya masih single digit,” ujarnya dalam Halal Bihalal dan Evaluasi Angkutan Lebaran 2025 di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 12 April.
Dudy juga mengaku tak bisa menyimpulkan apakah penurunan terjadi lantaran masyarakat memilih untuk merayakan Hari Raya Idulfitri atau Lebaran di Jakarta saja.
“Kami belum melihat apakah memang itu indikasinya atau memang masyarakat hanya ingin berlebaran di Jakarta saja. Masih banyak hal yang harus kita gali lagi, sehingga saya mengatakan bahwa too early untuk menyimpulkan bahwa penurunan itu karena masalah ekonomi,” jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Perghubungan, total pergerakan masyarakat secara nasional mencapai 358.211.415 orang pada periode Lebaran 2025 yang berlangsung mulai 21 Maret hingga 11 April.
Sementara, sambung Dudy, jumlah pemudik mencapai 154.623.632 orang di Lebaran 2025. Dengan begitu, kata dia, penurunan hanya 4,69 persen di banding tahun lalu yang tercatat 162,2 juta orang.