Bagikan:

JAKARTA - Pengamat Ekonomi Arif Budimanta menjelaskan beberapa keuntungan yang bisa diperoleh Indonesia dengan bergabung dalam New Development Bank (NDB) yang dimiliki oleh BRICS.

Arif menyampaikan New Development Bank dengan modal sebesar 100 miliar dolar AS, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan berkelanjutan dan infrastruktur, khususnya di negara-negara selatan.

"NDB didirikan oleh negara-negara BRICS yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan. Lima negara ini adalah pemegang saham Mayoritas, dan diatur tidak boleh kurang dari 55 peraen," ujarnya dalam keterangannya, Rabu, 26 Maret.

Arif menyebutkan bahwa kebutuhan pembiayaan pembangunan negara-negara Selatan yang sangat besar, dan mereka akan tetap mencari alternatif pembiayaan dari lembaga-lembaga multilateral lainnya, seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, Bank Investasi Infrastruktur Asia dan Bank Pembangunan lainnya.

Meski demikian, Arif menyampaikan bergabungnya Indonesia dengan NDB tentu membawa sejumlah konsekuensi, seperti kewajiban penyetoran modal dan membership fee, serta Indonesia juga perlu memperhatikan mekanisme voting di NDB, meskipun tidak ada hak veto bagi negara anggota.

"Rencana masuknya Indonesia kedalam NDB seyogyanya diikuti dengan pipeline project-project pembangunan berkelanjutan yang akan diajukan ke NDB," ucapnya.

Lebih lanjut, Arif mengungkapkan bahwa Indonesia perlu memperhatikan skema pembiayaan yang ditawarkan, termasuk tingkat bunga, jangka waktu pinjaman, mata uang yang digunakan, dan biaya lainnya yang terkait dengan jenis proyek yang dapat dibiayai.