Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 7 Februari 2025 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Kamis, 6 Februari 2025, Kurs rupiah spot ditutup turun 0,30 persen ke level Rp16.341 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,13 persen ke level harga Rp16.330 per dolar AS.

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pedagang tetap waspada terhadap perang dagang yang sedang terjadi antara AS dan China setelah Washington memberlakukan tarif perdagangan baru terhadap Beijing.

"Sentimen terhadap Tiongkok terpukul oleh Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif perdagangan sebesar 10 persen terhadap negara tersebut," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 7 Februari.

Ibrahim menyampaikan Tiongkok membalas dengan tarif dan kontrol ekspornya sendiri, yang berpotensi menandai dimulainya perang dagang baru antara ekonomi terbesar di dunia.

Adapun perang dagang AS-Tiongkok berpotensi akan meningkat lebih lanjut, dan ekspektasinya bahwa Trump akan menindaklanjuti dengan tarif 60 persen terhadap Tiongkok.

Ibrahim menyampaikan fokus minggu ini sekarang adalah pada data utama penggajian nonpertanian AS yang akan dirilis pada hari Jumat, untuk isyarat lebih lanjut tentang suku bunga. setiap tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja dapat mendukung dolar AS.

Sementara dari dalam negeri, Pertumbuhan ekonomi tercatat terus melambat dalam dua tahun terakhir. Ekonom meyakini ketidakberpihakan pemerintah terhadap kelas menengah menjadi penyebab utamanya. Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 tercatat sebesar 5,31 persen, sedangkan pada 2023 sebesar 5,05 persen.

Lalu, pada tahun lalu, meski masih berada pada level 5 persen, tetapi melambat ke 5,03 persen. Selama ini, konsumsi rumah tangga kerap menjadi komponen terbesar pembentuk produk domestik bruto (PDB). Misalnya pada 2024, distribusi konsumsi rumah tangga mencapai 54,04 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Secara historis, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak pernah lebih dari 5 persen sejak 2020. Selama itu juga, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kerap di bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Belakangan beban hidup masyarakat kelas menengah semakin besar. Masalahnya, kelas menengah merupakan kelompok masyarakat yang paling berkontribusi atas pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Misalnya selama 2024,  banyak barang/jasa kebutuhan kelas menengah yang terus naik harganya seperti transportasi untuk liburan hingga pulsa/paket data.

Pemerintah selama ini seakan hanya fokus mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada kelas bawah seperti lewat bantuan sosial (bansos). Sementara itu, kelas menengah malah terbebani dengan berbagai pungutan pajak dan sejenisnya. Oleh sebab itu, tidak heran apabila konsumsi rumah tangga tidak bisa tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 7 Februari 2025 dalam rentang harga Rp16.310 - Rp16.400 per dolar AS.