JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya MIneral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pada tahun 2025 pemerintah menargetkan bauran energi dari sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan menjadi 23 persen.
Bahlil melaporkan, hingga saat ini total listrik existing di seluruh Indonesia mencapai 101 gigawatt (GW). Adapun listrik yang dikelola oleh PLN tercatat sebesar 72 hingga 75 GW dengan presentase EBT sebesar 16 hingga 17 persen.
"Target perencanaan kita sebenarnya 2025 itu sudah harus mencapai 23 persen. Artinya kita masih defisit kurang lebih sekitar 8.000 megawatt atau 8 gigawatt," ujar Bahlil dalam sambutannya saat peresmian PLTA Jatigede, Senin, 20 Januari.
Meski demikian Bahlil mengaku target ini dapat dicapai dengan sejumlah peresmian infrastruktur ketenagalistrikan dan pembangkit EBT yang dilakukan.
Seperti yang diketahui hari ini Presiden Prabowo Subianto meresmikan 26 pembangkit listrik di 26 provinsi dengan total 3,2 GW dengan presentase 89 persen berasal dari pembangkit EBT.
BACA JUGA:
"Kenapa ini kita lakukan secara terus menerus karena ini dalam rangka menterjemahkan apa yang menjadi komitmen Bapak Presiden untuk Indonesia melakukan transisi energi dari energi fosil PLTU kepada energi baru terbarukan," sambung Bahlil.
Bahlil menambahkan, pemerintah juga berencana mendorong pembangkit listrik baru dengan memprioritaskan perusahaan listrik independen atau Independent Power Producer (IPP). Nantinya IPP akan dilibatkan dalam rencana pemerintah menambah porsi listrik EBT sebesar 71 GW seperti yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
"Jadi 71 GW itu, porsi yang paling besar kurang lebih sekitar 60 persen kita akan serahkan kepada swasta. Tapi swasta yang kredibel, swasta yang sejalan dengan pemerintah bukan swasta yang membuat gerakan tambahan di luar apa yang dilakukan oleh pemerintah," tandas Bahlil.