Bagikan:

JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) menghadirkan listrik 24 jam bagi 786 keluarga di Desa Desa Temajuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Untuk menghadirkan listrik 24 jam, PLN melakukan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 371 kiloWatt peak (kWp) dengan 708 kiloWatt hour (kWh) baterai.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, bersamaan dengan perayaan HUT RI yang ke-78, PLN berkomitmen untuk terus mewujudkan keadilan energi bagi seluruh masyarakat. Pengoperasian pembangkit ramah lingkungan di Temajuk menjadi salah satu upaya PLN untuk memenuhi hak setiap warga negara akan energi listrik.

"Ini menjadi kado terindah di HUT Kemerdekaan RI ke-78 bagi masyarakat perbatasan di Kabupaten Sambas untuk dapat menikmati listrik PLN selama 24 jam penuh. Ini juga wujud negara hadir untuk saudara-saudara kita yang berada di daerah terpencil, yang juga berhak menikmati energi listrik," ujar Darmawan, Jumat 18 Agustus.

Dirinya mengatakan, pengoperasian PLTS Temajuk tidak hanya menunjang aktivitas keseharian warga, tapi sekaligus meningkatkan roda perekonomian.

Apalagi, kata dia, posisi Desa Temajuk terhitung srategis untuk pengembangan wilayah perbatasan. Hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dengan batas negara, pada akhir pekan banyak wisatawan mancanegara dari Malaysia dan wisatawan domestik yang berkunjung ke Desa Temajuk.

"Selain berwisata ke pantai, tidak sedikit wisatawan yang hanya sekedar makan atau berwisata kuliner di Desa Temajuk. Keberadaan listrik yang andal tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sana," ucap Darmawan.

Dirinya menegaskan, PLN terus mengakselerasi program listrik desa agar seluruh desa termasuk Kawasan 3T di Indonesia dapat menikmati listrik pada 2024.

"Akses listrik menjadi kebutuhan penting bagi seluruh rakyat Indonesia. PLN terus mengupayakan pembangunan kelistrikan di daerah tersebut sebagai wujud pengamalan sila ke-5 Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini sebagai wujud nyata negara hadir bagi mereka yang berada di daerah 3T,” ujar Darmawan.

Upaya untuk mengejar target ini PLN melakukan langkah agresif dalam pembangunan infrastruktur. PLN juga melakukan transformasi dalam menjalankan program listrik desa agar capaiannya semakin terakselerasi.

Melalui transformasi listrik desa, PLN berhasil melakukan pemetaan program yang lebih komprehensif. Dulu, pemetaan daerah-daerah yang belum terlistriki masih dilakukan unit-unit PLN secara manual dengan menggunakan tools yang beragam. Monitoringnya pun masih dilakukan melalui pengumpulan data melalui survey lokasi langsung yang menghabiskan waktu dan terfragmentasi.

Kini dengan transformasi digital, sistem perencanaan listrik desa dibangun dengan berbasis digital melalui Geographic Information System (GIS). PLN mampu menyediakan sistem perencanaan yang jauh lebih komprehensif. Pemetaan lokasi secara digital mampu menghitung jarak, ketinggian dan data-data lain yang digunakan untuk menyajikan data proyeksi kebutuhan infrastruktur kelistrikan desa.

Dengan digitalisasi ini, PLN mampu menyusun perencanaan pembangunan desa dengan lebih cepat dan akurat. Seluruh unit PLN kini memiliki tools pemetaan potensi listrik desa yang seragam, unified dan dapat dimonitor secara real time.

“Dengan transformasi ini, komitmen kami untuk melistriki seluruh pelosok negeri bisa diakselerasi. Setiap warga negara di republik ini berhak mendapatkan akses listrik yang berkeadilan. Nobody left behind,” pungkas Darmawan.