Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) disebutkan terus melakukan upaya transformasi digital yang dipadukan dengan layanan fisik atau dengan konsep hybrid bank demi menjawab kebutuhan serta tantangan yang semakin berkembang.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan inisiatif ini sekaligus langkah strategis dalam mendongkrak inklusi keuangan di Indonesia.

“Kami menilai bahwa digitalisasi juga memiliki implikasi terhadap penurunan operational cost dan operation risk,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 18 Oktober.

Menurut Sunarso, sebagai bank yang fokus di pembiayaan mikro, perseroan memiliki dua tantangan utama, yakni adalah tingginya biaya operasional dan juga risiko operasional yang dihadapi.

“Oleh karena itu digitalisasi sangat mungkin menekan berbagai biaya yang disebutkan tadi,” tuturnya.

Sunarso menambahkan, BRI kini BRI datang dengan strategi hybrid bank yang diharapkan bisa menjangkau masyarakat di seluruh pelosok.

“Tetapi, kemudian masyarakat yang sekarang belum digital, tetap harus kita layani dengan konsep hybrid bank tersebut,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan keunggulan layanan fisik secara langsung dan digital yang ditawarkan BRI berpotensi menggarap lapisan masyarakat yang selama ini berkategori bankable.

“BRI harus secara konsisten dengan pendekatan offline and online interaction. Bagi masyarakat yang belum familiar dengan digitalisasi layanan, BRI perlu melakukan edukasi dan digitalisasi business process secara gradual,” katanya.

Lebih lanjut, Kartika menyampaikan inovasi branchless banking Agen BRILink dinilai mampu mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Melalui cara itu, sambung Kartika, layanan perbankan dapat hadir secara lebih dekat dengan tetap menjalankan sentuhan digitalisasi di dalamnya.

“Agen BRILink berperan penting dalam melayani kebutuhan transaksi masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang belum dapat dijangkau oleh bank," ucap dia.

Sebagai informasi, Agen BRILink tercatat telah menjangkau lebih dari tiga per empat atau 77 persen desa di Indonesia. Adapun hingga akhir September 2022, jumlah Agen BRILink telah mencapai 597.177 agen dengan jangkauan hingga ke 58.095 desa.

Sementara itu, BUMN sendiri punya peranan besar dalam meningkatkan target 90 persen inklusi keuangan di Indonesia pada 2024 mendatang sesuai dengan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).