Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Faik Fahmi memproyeksikan pergerakan penumpang di 15 bandara yang dikelolanya mencapai hingga 50 juta penumpang hingga akhir 2022.

Menurut Faik, proyeksi tersebut berdasarkan trafik pergerakan penumpang hingga bulan Agustus 2022 yang telah mencapai 32 juta penumpang, melewati capaian dua tahun terakhir selama pandemi COVID-19.

"Kami proyeksikan sampai dengan akhir tahun mungkin akan tercapai sekitar 50 juta penumpang setahun," kata dia dikutip dari Antara, Selasa, 13 September

Sebagai pengelola bandara, jelas Faik, AP I menjadi salah satu pihak yang terdampak sangat signifikan oleh pandemi COVID-19.

Pasalnya, pemerintah membatasi pergerakan penumpang pesawat untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Awal 2020, saat pandemi pertama kali melanda Indonesia, pemerintah melarang penerbangan internasional serta membatasi pergerakan penumpang domestik sehingga pergerakan penumpang anjlok.

"Memang kebijakan pemerintah ini berbanding dengan kondisi penyebaran COVID-19, saat COVID-19 melonjak signifikan, maka pergerakan trafik di udara sangat dibatasi," katanya.

Hal itu pun terlihat dari angka pergerakan penumpang, yang mana pada 2018 AP I melayani 95,6 juta penumpang, kemudian 80 juta penumpang pada 2019 dan dengan adanya pandemi COVID-19 pada 2020 hanya ada 32 juta pergerakan penumpang.

"Turun lagi di 2021 sebanyak 28,5 juta dan untuk 2022, Alhamdulillah kondisi jauh lebih baik. Kami laporkan sampai dengan bulan Agustus pergerakan penumpangnya sudah 32 juta," katanya.

Faik menambahkan, pergerakan penumpang yang menurun secara signifikan itu juga berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

"Sebelum pandemi COVID-19, revenue AP I itu terus meningkat dari mulai tahun 2015 secara signifikan. Karena pandemi inilah kemudian pendapatan menurun cukup signifikan juga di tahun 2020, 2021 dan mulai sedikit membaik di 2022," katanya.

Dalam data paparannya, pendapatan perusahaan pada 2019 atau sebelum pandemi tercacat mencapai Rp8,9 triliun, namun langsung anjlok menjadi Rp3,9 triliun pada 2020.

Pada 2021, angkanya justru menurun menjadi Rp3,4 triliun tetapi diharapkan bisa mencapai target RKAP 2022 sebesar Rp4,9 triliun.

Adapun proyeksi pendapatan di 2022 diperkirakan mencapai Rp6,9 triliun menyusul semakin pulihnya industri penerbangan pascapandemi.