JAKARTA – Potensi lahan hamparan tambak di Gresik diperkirakan mencapai hingga 40 persen dari total luas hamparan tambak di Provinsi Jatim. Ini membuat wilayah tersebut memiliki perikanan yang luar biasa.
Untuk memaksimalkan potensi itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal membangun Kampung Bandeng di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tahun ini.
"Kabupaten Gresik merupakan salah satu lokasi yang diusung oleh KKP untuk menjadi kampung perikanan budi daya berbasis kearifan lokal dengan bandeng sebagai komoditas utama," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu, dalam keterangan yang dikutip Antara, Sabtu, 16 Maret.
Haeru mengemukakan bahwa kebijakan ini telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Nomor 64 Tahun 2021 tentang Kampung Perikanan Budidaya.
Selain potensi lahan tambak yang luas, Gresik juga memiliki potensi sumber daya alam seperti pakan alami, potensi sumber daya manusia, serta kondisi lingkungan dan prasarana umum yang mendukung.
Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujungpangkah menjadi lokasi pembangunan kampung budi daya bandeng di Gresik tahun ini.
"Intervensi KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya meliputi penguatan input produksi seperti benih dan pakan, peningkatan kapasitas sarana dan prasarana, revitalisasi tambak dan rehabilitasi saluran. Ada pula, pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan agar dapat berkelanjutan, hingga perlindungan usaha budidaya melalui bantuan premi asuransi usaha budidaya," kata Tebe, sapaan akrab Tb Haeru Rahayu.
Menurut dia, beragam langkah intervensi tersebut dan peningkatan teknologi intensifikasi itu. Diharapkan ke depannya program ini dapat meningkatkan produktivitas tambak hingga dua kali lipat.
Ikan bandeng merupakan komoditas perikanan dengan hasil produksi terbesar yang dihasilkan oleh Kabupaten Gresik, selama ini.
Menurut data, pada tahun 2020 Kabupaten Gresik memproduksi ikan bandeng sebanyak 87,12 ribu ton dengan total nilai produksi sebesar Rp1,4 triliun. Pada tahun 2021, produksi ikan bandeng meningkat hingga 90,38 ribu ton dengan total nilai produksi mencapai Rp1,43 triliun.
Tebe juga menilai bahwa dukungan dan partisipasi masyarakat menjadi faktor kunci dalam keberlangsungan dan kesuksesan program kampung budi daya ini.
BACA JUGA:
Dukungan pemda, juga menjadi faktor yang tidak dapat dikesampingkan melalui komitmen dan penyusunan rencana induk kampung perikanan budi daya yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. Apalagi ikan bandeng dikenal sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi yang cukup populer di masyarakat melalui ragam masakan dan olahan.
Sementara itu, Ketua Pokdakan Berkah Mandiri Desa Ujungpangkah, menyatakan pihaknya mendukung penuh pembangunan kampung budi daya bandeng yang diinisiasi oleh KKP di daerahnya.
Ia memberikan gambaran bahwa dengan penebaran nener bandeng ukuran 8-10 cm, sebanyak 25 ribu ekor dengan teknologi semi intensif dan masa pemeliharaan selama 6 bulan berpotensi untuk mendapatkan hasil 6-7 ton bandeng ukuran 4-5 ekor per kg.
Dengan harga jual berkisar antara Rp22 ribu-Rp26 ribu per kg, potensi penghasilan kotor yang didapatkan dapat mencapai Rp182 juta per siklus.