Bagikan:

JAKARTA - Teror tawon vespa affinis atau tawon ndas menjadi momok bagi masyarakat di beberapa tempat. Sebut saja di Pemalang, Klaten, Boyolali, dan lainnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah di berbagai daerah bahkan sampai menggelar Operasi Tangkap Tawon (OTT). Lantas seberapa bahaya tawon vespa ini hingga bisa merenggut nyawa seseorang?

OTT yang terbaru baru saja digelar Kemarin malam (17/12). Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman bersama relawan melakukan OTT alias operasi tangkap tawon di Dusun Ganjuran, Wedodomartani, Ngemplak. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan menjelaskan sarang tawon yang berhasil dievakuasi di rumah seorang warga lebarnya mencapai satu meter. Kendati tidak ada korban jiwa, namun kebedaraan tawon Vespa di beberapa tempat cukup merisaukan warga. 

Tawon vespa affinis bisa dibilang mematikan. Pasalnya di Klaten, menurut catatan Kasatpol PP bidang Damkar Klaten, Sugeng Haryanto, seperti dikutip Kompas.com, binatang yang hidupnya berkoloni ini sudah menelan 10 korban jiwa sejak 2017 hingga November lalu. Sementara jumlah korban yang dirawat di rumah sakit akibat serangan tawon ndas ini lebih dari 250 orang. 

Sementara itu, menurut Sugeng, dari tahun 2016 sampai 2019, sudah 667 sarang tawon yang dimusnahkan di Klaten. Sarang tawon tersebut tersebar di 26 kecamatan. 

Selain Klaten, jatuhnya korban jiwa akibat serangan tawon ndas di Kabupaten Pemalang tak kalah banyak. Seperti dikutip Detik.com, Kantor Pemadaman Kebakaran Pemalang mencatat serangan tawon vespa telah memakan sembilan korban jiwa dalam kurun waktu 2018-2019. 

Mematikan

Tawon vespa yang juga biasa disebut tawon raksasa asia seperti dikutip nationalgeographic, dapat tumbuh dengan panjang mencapai lima sentimeter dan memiliki sungut sepanjang enam milimeter. Dengan moncong sungutnya, ia akan menyengat dan meracuni mangsanya dengan zat neurotoksin yang sangat kuat. 

Tawon raksasa asia merupakan tawon terbesar di dunia. Binatang itu juga dikenal sebagai predator yang rakus. Tawon ndas dapat memangsa serangga besar lainnya seperti belalang dan lebah, yang termasuk dalam kerabat mereka. 

Serangga penyengat ini bukan hanya menyatroni kerabatnya, mereka juga bisa merusak sarang binatang sejenisnya, yakni lebah madu. Setelah merusak sarangnya, tawon ndas kemudian menggigit kepala lebah madu kemudian mencuri larvanya. Ia juga mampu terbang hingga 100 kilometer dalam satu hari dengan kecepatan 40 kilometer per jam.