JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, wilayah Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem hingga sepekan ke depan.
Cuaca ekstrem ini dipicu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang terpantau aktif.
"MJO, Gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin, adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangannya, Selasa, 14 September.
BMKG juga melaporkan, dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 14,6 persen akan mengawali musim hujan maju di bulan September, sesuai dengan prediksi sebelumnya.
Lebih lanjut, Guswanto menjelaskan, fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO. Sedangkan siklus gelombang Kelvin dengan skala harian.
BACA JUGA:
Sebaliknya, Fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.
“Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia,” jelas Guswanto.
"Terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia," sambungnya.
Guswanto menambahkan, saat ini suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan.
“Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan,” demikian Guswanto.