Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih menanggapi pelaksanaan PPKM yang terus diperpanjang setiap satu minggu di Jawa-Bali dan dua minggu di luar Jawa-Bali.

Daeng menegaskan bahwa mekanisme paling penting dalam penanggulangan pandemi di Indonesia berada di sektor hulu atau pencegahan. Sektor itu mencakup upaya meminimalisasi penyebaran COVID-19.

"Sektor hulu atau pencegahan itu sangat penting dalam penanganan pandemi ini. Penanganan di hulu sangat penting karena di hulu adalah sumber dari semua persoalan di hilir," kata Daeng dalam diskusi virtual, Rabu, 18 Agustus.

Daeng menuturkan, penanganan di hulu menjadi penting. Sebab, jika penanganan di hulu tidak dapat dikendalikan, maka persoalan di hilir akan terus mengalir. Misalnya, keterisian tempat tidur perawatan COVID-19 akan penuh dan akan mengganggu sektor lainnya di luar kesehatan.

"Kalau di hulunya tidak dibendung, maka persoalan di hilir terus mengalir dan ini yang akhirnya mengganggu seluruh tatanan kehidupan baik sosial, ekonomi, dan lain-lain," ucap Daeng.

Daeng lalu menjelaskan tiga prinsip penanganan COVID-19 di sektor hulu. Pertama, pembatasan mobilitas yang harus terus dilakukan selama pandemi. Daeng menganggap, pembatasan mobilitas sangat ampuh mencegah penularan COVID-19.

Prinsip kedua adalah kecepatan dan keluasan testing (pemeriksaan) dan tracing (penelusuran kontak). "Kalau semakin cepat tracing, maka orang yang di lapangan yang bisa menimbulkan sakit itu gampang kita tangkap, kita isolasi. Sehingga, potensi penularan di lapangan itu tidak terjadi," ungkapnya.

Prinsip ketiga adalah perubahan perilaku dari masa normal menjadi kepatuhan penerapan protokol kesehatan 3M. Daeng memandang kepatuhan protokol kesehatan masyarakat masih belum konsisten dijalankan.

"Ini berkaitan dengan keyakinan budaya. Jika gerakan perubahan perilaku 3M ini masih seperti sekarang kondisinya, mungkin rasanya kita ke depan untuk mengubah situasi di hulu masih agak berat," jelas Daeng.