<i>Update</i> COVID-19 per 24 Mei: Lebaran Hari Pertama, 21 Orang Meninggal Dunia
Setop berkumpul, berbelanja dan melakukan hal tak penting saat ini (Ilustrasi oleh Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 21 orang dinyatakan meninggal dunia akibat COVID-19 di Hari Raya Idulfitri. Hal ini membuat pemerintah meminta masyarakat untuk bekerjasama menyelesaikan pandemi COVID-19 dengan cara tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Kasus meninggal 21 orang sehingga kini total pasien meninggal mencapai 1.372 orang,"

Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto

Sementara untuk pasien yang dinyatakan positif bertambah sebanyak 526 orang. Sehingga, secara keseluruhan, jumlah kasus positif mencapai 22.271 orang. Sedangkan untuk pasien sembuh, jumlahnya sebanyak 153 orang dan secara akumulatif totalnya mencapai 5.402 orang.

Adapun total spesimen yang sudah diperiksa per hari ini mencapai 11.013 spesimen dengan rincian pengujian dengan metode realtime PCR berjumlah 10.872 spesimen dan metode tes cepat molekuler (TCM) berjumlah 141 spesimen. 

Yurianto menjelaskan, saat ini sudah 404 kota dan kabupaten yang terdampak COVID-19 di 34 provinsi. "Pekerjaan kita masih cukup berat karena kami masih melakukan pemantauan di seluruh wilayah tanah air," ungkapnya.

Pemantauan ini, juga dilakukan terhadap 42.551 orang dalam pengawasan (ODP) dan 11.389 pasien dalam pengawasan (PDP) yang tengah menunggu hasil dari pemeriksaan laboratorium.

Bicara soal laboratorium, Yurianto juga memastikan, hingga saat ini seluruh laboratorium tetap bekerja seperti biasa dan melakukan verifikasi terhadap pemeriksaan spesimen.

Pekerjaan verifikasi ini, kata dia, menjadi penting dan harus segera dikerjakan untuk bisa melaksanakan penelusuran yang lebih agresif. 

"Spesimen harus kita periksa seluruhnya. Kemudian kita terjemahkan menjadi kegiatan penyelidikan epidemiologi dan ditujukan untuk pelaksanaan tracing agresif yang bermuara pada isolasi ketat terhadap kasus positif yang kita dapatkan di lapangan," tegasnya.

Meninggalkan tradisi lama

Melihat dari keadaan yang ada, Yurianto kemudian meminta kepada masyarakat untuk meninggalkan tradisi lama saat Hari Raya Idulfitri di tengah pandemi COVID-19. Termasuk tradisi bersalam-salaman dengan keluarga dan sanak saudara untuk mencegah penyebaran virus ini.

"Memang berat kalau harus kita tinggalkan saat sekarang. Inilah tantangan kita bersama. Cobaan ini harus kita jalani apapun yang terjadi kalau kita ingin sesegera mungkin kita bisa mengendalikan ini," ungkap Yurianto.

Selain itu, untuk menyambut new normal, dirinya juga meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan selalu membiasakan diri untuk tertib menjaga jarak, tidak berkerumun, dan selektif dalam memilih kegiatan di luar rumah.

"Kita mulai harus membiasakan diri untuk tertib, tidak berdesakkan, tidak berkumpul tanpa ada satu tujuan yangg bersifat produktif. Inilah yang kita maksudkan dengan berubah cara berpikir kita. Berubah kebiasaan kita," kata dia.

"Kita harus membuat paradigma baru, kita harus mengubah kebiasaan kita menuju kebiasaan yang baru. Kita harus hidup normal dengan cara baru. Kita tidak boleh mundur setapak pun untuk tidak produktif. Sekali lagi kita tetap harus produktif tetapi aman dari COVID-19," pungkasnya.