Korlantas Polri Bangun Seratusan “Check Point" di Zona Merah COVID-19
Kakorlantas Polri (DOK Humas Polri)

Bagikan:

SOLO - Kakorlantas Polri mengatakan pihaknya mendirikan seratusan pos-pos "check point" di zona merah COVID-19. Check point bertujuan mencegah penyebaran virus corona.

"Korlantas Polri bersama jajarannya dalam situasi pandemi COVID-19 ini, juga memerankan diri antara lain membuat pos-pos 'check point' atau titik pemeriksaan di daerah zona merah di Indonesia," kata Kakorlantas Polri Irjen Istiono dikutip Antara, Kamis, 17 Juni. 

Bahkan, kata Kakorlantas, pada masa pandemi dengan mengubah mobil-mobil pelayanan SIM keliling menjadi mobil-mobil pelayanan tes cepat antigen secara gratis, kemudian membagikan masker dan lain-lain termasuk publikasi untuk pencegahan COVID-19 yang sekarang lagi meningkat.

"Kota Solo memang tidak termasuk zona merah COVID-19, tetapi harus tetap dijaga karena di perbatasan ini, ada Sukoharjo dan Sragen yang sudah masuk zona merah. Pada perbatasan itu, harus dibangun titik-titik pemeriksaan atau 'check point' untuk mengingatkan dan melakukan pencegahan-pencegahan supaya tidak masuk ke daerah zona kuning yang di Solo ini," kata Kakorlantas.

Kakorlantas berharap semua zona-zona merah di seluruh Indonesia dibangun pos "check point" dan yang sudah didirikan saat ini, sebanyak 143 titik pemeriksaan.

Pos titik pemeriksaan di zona merah tersebut untuk melakukan langkah-langkah antisipasi pengetatan dari pada mobilisasi pergerakan orang untuk menuju ke tempat kegiatan masyarakat baik ke tempat wisata dan masyarakat lainnya. Hal ini, memang harus dioptimalkan dan harus berbuat semaksimal untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.

Kakorlantas Polri dalam kunjungan di Mako 2 Polresta Surakarta, dalam rangka mengecek persiapan "smart city" di Solo dan persiapan juga launching tilang elektronik (ETLE) tahap kedua nanti di UNS, pada pertengahan Juli mendatang.

"Saya bersama jajarannya, Direktur Gakkum sama Dirut Jasa Raharja di Kota Surakarta melakukan diskusi dialog tentang persiapan 'smart city' yang sedang kami rancang dan dibangun," kata Irjen Istiono.

Kakorlantas mengatakan pihaknya ke depan tidak bisa dipungkiri bahwa pelayanan berbasis informasi teknologi (IT) menjadi unggulan dan menjadi standar-standar pelayanan yang memudahkan baik pemerintah melayani dan kemudian masyarakat mengakses supaya lebih cepat lebih mudah semuanya.

Karena itu, program "smart city" tersebut beberapa aplikasi di dalamnya yang menyangkut pelayanan-pelayanan publik dicover semua di sana, juga mengoneksikan empat moda transportasi yang ada di sini termasuk di dalamnya masalah masalah Kamtibmas Satlantas juga termasuk model-model pelayanan yang ada di Pemda.

"Semuanya nanti akan terkoneksi di TMC ini, kami layani bersama-sama kami coba rancang nanti standar operasional prosedur (SOP) simulasinya seperti apa nanti baru diluncurkan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, penggodokan tentang detail SOP smart city yang di Solo ini segera terwujud," kata Kakorlantas.