JAKARTA - Tembakan Israel menewaskan 17 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya saat ribuan orang yang mengungsi mendekati lokasi distribusi bantuan dari kelompok kemanusiaan yang didukung AS di Gaza tengah pada Selasa.
Petugas medis setempat mengatakan para korban dibawa ke dua rumah sakit, Rumah Sakit Al-Awda di kamp Nuseirat di Gaza tengah, dan Al-Quds di Kota Gaza.
Militer Israel mengatakan pasukannya melepaskan tembakan peringatan ke orang-orang yang bergerak maju ke wilayah Wadi Gaza dan mengancam pasukan.
Israel mengaku mengetahui laporan beberapa orang terluka, tetapi menyatakan jumlah yang dirilis oleh otoritas kesehatan setempat tidak sesuai dengan informasi yang mereka kumpulkan.
"Tembakan peringatan dilepaskan ratusan meter dari lokasi penyaluran bantuan, sebelum jam buka dan ke arah tersangka yang mengancam pasukan," sambung militer Israel dilansir Reuters, Selasa, 10 Juni.
Pekan lalu, militer Israel memperingatkan warga Palestina agar tidak mendekati rute menuju lokasi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS antara pukul 6 sore dan 6 pagi waktu setempat, dengan menyebut jalan-jalan tersebut sebagai zona militer tertutup.
Tidak ada komentar langsung dari GHF terkait insiden pada Selasa.
GHF mulai mendistribusikan paket makanan di Gaza pada akhir Mei, mengawasi model baru penyaluran bantuan yang menurut PBB tidak memihak maupun netral.
Banyak warga Gaza harus berjalan kaki selama berjam-jam untuk mencapai lokasi tersebut, yang berarti mereka harus mulai bepergian jauh sebelum matahari terbit jika mereka ingin memperoleh makanan.
BACA JUGA:
Warga Palestina yang mencari bantuan menggambarkan kekacauan, dan rute akses ke lokasi tersebut dipenuhi kekacauan dan kekerasan yang mematikan.
"Saya pergi ke sana pukul 2 pagi dengan harapan mendapatkan makanan, dalam perjalanan ke sana, saya melihat orang-orang kembali dengan tangan hampa, mereka mengatakan paket bantuan habis dalam lima menit, ini gila dan tidak cukup," kata Mohammad Abu Amr, 40 tahun, seorang ayah dua anak.
"Puluhan ribu orang datang dari wilayah tengah dan juga wilayah utara, beberapa dari mereka berjalan kaki lebih dari 20 km (12 mil), hanya untuk kembali ke rumah dengan kekecewaan," katanya. kepada Reuters melalui aplikasi obrolan, dia mengatakan mendengar suara tembakan tetapi tidak melihat apa yang terjadi.