Bagikan:

JAKARTA - Badan mata-mata Israel Mossad telah menemukan kembali sejumlah besar dokumen dan foto milik mendiang agennya, Eli Cohen, yang digantung di alun-alun pusat kota Damaskus enam dekade lalu setelah mengumpulkan informasi intelijen tentang rencana militer Suriah.

2.500 dokumen, foto, dan barang-barang pribadi Cohen dibawa ke Israel setelah "operasi Mossad yang rahasia dan rumit, bekerja sama dengan dinas intelijen asing sekutu" kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, melansir Reuters 19 Mei.

Cohen lahir di Mesir dari keluarga Yahudi yang pindah ke Israel setelah negara itu didirikan pada tahun 1948. Ia bergabung dengan Mossad dan dikirim ke Suriah, menyamar sebagai pengusaha Suriah yang kembali ke negara itu dari Amerika Selatan.

Setelah menyusup ke kepemimpinan politik Suriah dengan nama samaran, ia mengirim intelijen tingkat tinggi kembali ke orang-orang Israel yang mengurusnya. Namun, ia tertangkap pada tahun 1965, diadili, dan dijatuhi hukuman mati. Ia digantung pada tanggal 18 Mei 1965.

Dokumen dan barang-barang yang ditemukan Mossad termasuk foto-foto keluarga, surat-surat, dan kunci apartemennya di Damaskus, serta materi operasional seperti laporan kepada para pengurusnya, kata kantor PM Netanyahu.

Dokumen-dokumen tersebut juga mencakup hukuman mati asli yang dijatuhkan oleh pengadilan Suriah dan surat wasiatnya.

Beberapa dokumen asli dan barang-barang pribadi diserahkan kepada janda Cohen, Nadia, kata kantor PM Netanyahu.

Bulan lalu, Israel mengatakan telah menemukan jenazah seorang prajurit, Zvi Feldman, yang tewas dalam pertempuran dengan pasukan Suriah di Lebanon pada tahun 1982.

Terpisah, seorang juru bicara Pemerintah Suriah tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari bagaimana 'harta karun' itu meninggalkan Damaskus, tempat penggulingan Bashar al-Assad tahun lalu telah mengganggu aliansi dan permusuhan yang sudah ada di seluruh wilayah.

Israel sendiri berulang kali mengebom Suriah sejak mantan pemberontak yang dipimpin Ahmed al-Sharaa, yang pernah menjadi pemimpin al Qaeda, menjabat pada Bulan Desember, tetapi pemerintah baru di Damaskus telah menanggapi dengan bahasa yang bersifat mendamaikan, dengan mengatakan mereka menginginkan perdamaian dengan semua negara.

Sharaa mengatakan bulan ini, Suriah telah mengadakan pembicaraan tidak langsung dengan Israel untuk mengurangi ketegangan.