Bagikan:

JAKARTA - Kepala delegasi Rusia dalam perundingan damai dengan Ukraina di Turki, Vladimir Medinsky mengatakan, tujuan Moskow adalah mencapai perdamaian jangka panjang dengan Kyiv, mencari titik temu dan menyingkirkan alasan konflik.

Medinsky, yang membantu memimpin perundingan 2022 yang gagal, mengatakan Rusia menganggap perundingan yang direncanakan di Istanbul sebagai kelanjutan dari perundingan 2022 yang gagal.

"Kami menganggap perundingan ini sebagai kelanjutan dari proses perdamaian di Istanbul, yang sayangnya, dihentikan oleh pihak Ukraina tiga tahun lalu," kata Medinsky kepada wartawan di Istanbul, melansir Reuters 16 Mei.

Kyiv mengatakan, persyaratan yang ditawarkan Rusia pada tahun 2022 tidak dapat diterima dan akan dianggap sebagai kapitulasi.

"Delegasi bertekad untuk bersikap konstruktif, untuk mencari solusi dan titik temu yang memungkinkan. Tugas negosiasi langsung dengan pihak Ukraina cepat atau lambat adalah mencapai perdamaian jangka panjang dengan menghilangkan akar penyebab dasar konflik," urai Medinsky.

Beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, Rusia dan Ukraina memulai pembicaraan di Belarus yang kemudian dipindahkan ke Istanbul, Turki.

Sebuah draf yang dipertimbangkan di sana yang menetapkan kerangka kerja untuk kemungkinan penyelesaian dikenal sebagai "Komunike Istanbul".

Pembicaraan 2022 terhenti pada Bulan Mei, tetapi pejabat Rusia telah lama berpendapat, penyelesaian dapat dicapai sesuai dengan Komunike Istanbul.

Terpisah, Steve Witkoff, utusan khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump, juga merujuk pada draf 2022 sebagai kemungkinan panduan untuk perdamaian di masa depan.

Berdasarkan rancangan tersebut, yang salinannya telah ditinjau Reuters, Ukraina diminta untuk menyetujui kenetralan permanen dengan imbalan jaminan keamanan internasional dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, dan negara-negara lain termasuk Belarus, Kanada, Jerman, Israel, Polandia, dan Turki.