JAKARTA - Juru bicara PBB Stéphane Dujarric mengatakan jumlah makanan harian yang diberikan kepada warga sipil di Jalur Gaza menurun 70 persen minggu ini dibandingkan minggu lalu.
Dalam pernyataan selama konferensi pers di markas besar PBB di New York pada Hari Selasa, ia menekankan pentingnya tim PBB memasuki Gaza dan mengidentifikasi kebutuhan warga di wilayah kantong Palestina itu.
Ia menunjukkan, jumlah makanan harian di Jalur Gaza menurun dari 840.000 makanan minggu lalu menjadi 260.000, menurun sekitar 70 persen, melansir WAFA 14 Mei.
Lebih jauh Dujarric menekankan, bahwa bantuan kemanusiaan tidak terbatas pada makanan saja.
Ia menunjuk pada kebutuhan untuk menyediakan layanan air, kesehatan, gizi, pendidikan, dan perlindungan langsung kepada warga Palestina di Jalur Gaza.
Juru bicara PBB memperingatkan, bahan bakar hampir habis di fasilitas kesehatan dan air di dalam Jalur Gaza, yang telah berada di bawah blokade ketat Israel sejak Maret lalu.
"Pelayanan kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran, karena rumah sakit menghadapi banyaknya korban luka di tengah kekurangan pasokan dasar, peralatan, darah dan tenaga medis," tandasnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah menyatakan, mencegah akses langsung ke makanan dan pasokan penting di Jalur Gaza menyebabkan "lebih banyak kematian dan jatuh ke dalam kelaparan."
BACA JUGA:
Organisasi tersebut merujuk pada analisis Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang dirilis pada Hari Senin, yang menyatakan 470.000 orang di Gaza menghadapi "tingkat kelaparan yang sangat parah (Fase 5 IPC)," dan seluruh penduduk menderita kerawanan pangan akut.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa sekitar 71.000 anak dan lebih dari 17.000 ibu diperkirakan memerlukan perawatan segera karena kekurangan gizi akut.