JAKARTA - Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) menyerukan diakhirinya blokade pangan di Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama sembilan minggu, terutama karena nyawa 2,1 juta orang di Jalur Gaza dipertaruhkan.
Kantor PBB mengonfirmasi di situs web resminya, persediaannya hampir habis karena blokade menyeluruh Israel di Gaza memasuki bulan ketiga.
Sementara itu, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) menyatakan, lebih dari sembilan minggu telah berlalu sejak blokade Gaza dimulai, di mana Israel mencegah masuknya semua bantuan kemanusiaan, medis dan komersial, dilansir dari WAFA 13 Mei.
UNRWA menambahkan, semakin lama blokade ini berlanjut, semakin besar kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada kehidupan banyak orang.
Badan PBB mengonfirmasi ribuan truknya siap masuk, dengan mencatat timnya di Gaza siap untuk memperluas cakupan pengiriman.
Dalam konteks ini, sebuah laporan oleh Program Analisis Citra Satelit Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan sekitar 81 persen lahan subur di Jalur Gaza telah mengalami penurunan hasil pertanian yang signifikan.
Laporan PBB tersebut menyatakan, penghancuran lahan pertanian tersebut merupakan akibat dari operasi pengeboman dan perataan tanah yang dilakukan oleh agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Diketahui, konflik terbaru pecah di Gaza saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.
Israel membalas dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah kantong Palestina itu.
Israel telah menutup penyeberangan Gaza, menghalangi pasokan penting memasuki daerah kantong itu sejak 2 Maret, meskipun ada banyak laporan tentang kelaparan di wilayah yang dilanda perang itu. Israel mengklaim itu dilakukan agar kelompok militan Hamas menerima kesepakatan gencatan senjata.
Tentara Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada 18 Maret, usai berakhirnya gencatan senjata sementara dan pertukaran sandera yang dimulai pada 19 Januari dengan kelompok militan Hamas.
BACA JUGA:
Sejak 18 Maret, jumlah korban tewas warga Palestina mencapai sedikitnya 2.749 orang dan 7.607 orang lainnya terluka, menurut sumber-sumber medis.
Dan sejak Oktober 2023, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 52.862 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 119.648 lainnya.
Selain itu, setidaknya 10.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.