JAKARTA - Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada Hari Selasa, lebih dari 66.000 anak-anak di Jalur Gaza menderita kekurangan gizi parah akibat kebijakan kelaparan yang terus diterapkan Israel, menyusul penutupan penyeberangan dan pencegahan masuknya bantuan kemanusiaan selama lebih dari dua bulan.
Juru bicara UNRWA Adnan Abu Hasna mengatakan dalam sebuah pernyataan, "ratusan ribu warga Palestina makan satu kali setiap dua atau tiga hari," seperti dikutip dari WAFA 6 Mei.
Sejak 2 Maret, otoritas pendudukan Israel telah menutup penyeberangan dengan Jalur Gaza untuk masuknya makanan, bantuan, bantuan medis, dan barang, yang menyebabkan kemerosotan signifikan dalam situasi kemanusiaan bagi warga Palestina, menurut laporan pemerintah, hak asasi manusia, dan internasional.
Menurut sumber medis, jumlah korban tewas akibat kelaparan telah meningkat menjadi 57 orang sejak dimulainya agresi, dengan peringatan akan adanya peningkatan jumlah korban, mengingat penutupan penyeberangan dan pencegahan masuknya bantuan kemanusiaan selama lebih dari dua bulan.
Pemerintah Palestina dan pejabat PBB telah berulang kali memperingatkan tentang bahaya penutupan penyeberangan oleh Israel yang terus berlanjut dan pencegahan masuknya pasokan penting, termasuk makanan, obat-obatan, bahan bakar dan air. Wilayah kantong Palestina itu sendiri telah dikepung selama dua bulan terakhir.
BACA JUGA:
Hingga Selasa, korban tewas sipil warga Palestina sejak konflik terbaru pecah pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 52.615 jiwa, sebagian besar anak-anak dan perempuan, sementara 118.752 orang lainnya mengalami luka-luka.