Bagikan:

JAKARTA - Prancis mengumumkan kedatangan pengungsi dari Jalur Gaza, Palestina dengan pertimbangan kesehatan dan kemanusiaan, menjamin hak mereka untuk kembali ke tanah airnya.

Lebih dari 100 warga Palestina yang dievakuasi dari Jalur Gaza yang dilanda perang oleh Prancis pada Hari Rabu telah tiba di negara itu Hari Jumat, kata kementerian luar negeri dalam pengumuman di jumpa pers.

"Selama 18 bulan terakhir, Prancis telah berupaya untuk memastikan keselamatan warga negaranya dan tanggungan mereka, staf Institut Prancis di Gaza dan keluarga mereka, serta tokoh-tokoh Palestina yang memiliki hubungan dengan negara kami," kata juru bicara kementerian, melansir The Times of Israel 25 April.

"Di antara mereka yang dievakuasi terdapat banyak anak-anak yang akhirnya dapat bersatu kembali dengan keluarga mereka yang tinggal di Prancis," lanjut juru bicara tersebut, seraya menambahkan evakuasi ini menyusul evakuasi sebelumnya yang melibatkan 59 orang pada tanggal 16 April.

"Operasi ini mencerminkan komitmen kami untuk melindungi warga negara kami dan tanggungan mereka; semua pengungsi dipilih berdasarkan hubungan mereka dengan Prancis," jelasnya.

Seorang pejabat Prancis mengatakan kepada The Times of Israel pada Hari Rabu, warga Gaza dievakuasi karena alasan kesehatan dan kemanusiaan.

"Prancis menegaskan kembali komitmennya terhadap hak warga Gaza untuk kembali ke daerah kantong itu," lanjut pernyataan itu, dengan mengatakan Prancis "menegaskan kembali penentangannya terhadap pemindahan paksa penduduk Palestina dari Gaza, yang akan menjadi pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan faktor destabilisasi utama bagi mitra dekat kami, Mesir dan Yordania, serta bagi seluruh kawasan."

Pernyataan itu menambahkan, "tindakan semacam itu juga akan merusak prospek diplomatik untuk menyelesaikan konflik, yang harus melibatkan penerapan solusi dua negara."

Pernyataan itu mengatakan Prancis akan mengadvokasi hal ini pada konferensi Juni mendatang tentang pembentukan negara Palestina, yang diketuai bersama oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

"Prancis menegaskan kembali seruannya untuk akses kemanusiaan penuh dan tanpa hambatan untuk memungkinkan bantuan memasuki Jalur Gaza demi kepentingan penduduk sipil, serta untuk dimulainya kembali negosiasi menuju gencatan senjata," pernyataan itu menyimpulkan.